Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"BLT Program Misterius, Alat Politik Partai Penguasa"

Kompas.com - 13/05/2013, 16:23 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana pemerintah memberikan bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kompensasi saat harga bahan bakar minyak (BBM) jadi dinaikkan terus menuai perdebatan. Program tersebut dianggap misterius dan kental muatan politis.

"Kami enggak setuju dengan adanya program misterius, yaitu pengalokasian anggaran untuk BLT karena terbukti akan dijadikan alat politik untuk partai penguasa, untuk mengelola elektabilitasnya di pemilu mendatang," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Effendi Simbolon di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (15/3/2013).

Politisi PDI Perjuangan ini menyampaikan, wacana pemerintah untuk memberikan BLT kepada masyarakat miskin sebagai kompensasi naiknya harga BBM justru malah membuatnya bingung. Jika bantuan ini diberikan, negara sulit melakukan penghematan. Padahal, alasan utama memangkas subsidi BBM dan menaikkan harganya adalah dalam rangka penghematan kas negara.

Menurut Effendi, jika ingin melakukan penghematan, pemangkasan subsidi BBM harus diimbangi dengan peningkatan sarana transportasi massal yang layak dan aman. Dengan begitu, masyarakat akan terdorong meninggalkan kendaraan pribadinya dan penggunaan BBM bisa lebih terkontrol.

Selain itu, jika ingin mengontrol penggunaan BBM dan menghemat anggaran negara, pemerintah harus melakukan konversi bahan bakar. Konversi ini yang dianggap Effendi belum tampak dilakukan oleh pemerintah.

"Kalau dikatakan (subsidi BBM) ini menjebolkan anggaran, bagaimana bisa berhemat Rp 26 triliun, tapi dikembalikan lagi dalam bentuk BLT. Jadi, sangat tidak masuk akal alasan pemerintah menaikkan harga BBM, kemudian memberikan BLT yang syarat dengan kepentingan politik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com