JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa hari lalu, Wasekjen PKS Fahri Hamzah meminta agar Partai Demokrat dibekukan terlebih dulu sebelum membekukan partainya. Lantas, bagaimana tanggapan Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana?
"Itu bukan serangan dari PKS (kepada Partai Demokrat), tapi lebih pada kicauan dan kegalauan Fahri Hamzah yang kecewa dengan KPK. Partainya dapat musibah kemudian ngelantur ngomong Demokrat," kata Ketua DPP Demokrat Sutan Bhatoegana, Minggu (12/5/2013).
Sutan mengaku telah menyampaikan kepada Fahri Hamzah agar jangan membawa-bawa partai lain ketika partainya sedang bermasalah. Ketua Komisi VII itu mengatakan Demokrat telah mengalami badai selama dua tahun dengan kasus Nazaruddin. Namun, perlahan Demokrat kembali menanjak. "Alhamdullilah dulu badai terus menyerang sekarang mulai hilang. PKS sedang terkena badai menjelang pemilu, jadi Fahri mengalami kegalauan," tuturnya.
Mengenai kasus-kasus seperti Wisma Atlet atau Hambalang, ia mengatakan hal itu sudah masuk ke pengadilan. Selain itu, kasus tersebut juga tidak ada kaitannya dengan partai.
"Itu kan urusan pribadi. Fahri kemudian menyerang Demokrat. Sudah tidak usah urus Partai Demokrat, urus partai sendiri. Apalagi PKS juga anggota koalisi," ujar Sutan.
Sutan juga mengaku kesal dengan ucapan Fahri mengenai Sekjen Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Fahri sebelumnya menyatakan Ibas beberapa kali disebut menerima aliran dana yang diduga hasil korupsi dari Grup Permai, perusahaan milik tersangka kasus Wisma Atlet yang juga mantan Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Nazaruddin.
"Ibas sudah melaporkan Yulianis ke Polda Metro Jaya. Ibas tidak terkait apa-apa. Biarkan kasus di Polda Metro Jaya itu berjalan," katanya.
Sutan mengungkapkan apa yang dilakukan oleh Fahri Hamzah tidak elok. Apalagi, PKS merupakan anggota koalisi. "Yang mengerti jeroan Demokrat ya kami, yang tahu masalah Demokrat ya kami. Saya sebagai sahabat berdoa semoga PKS mampu menghadapi kasus tersebut. Kalau Fahri emang agak aneh dia," tukasnya. (Ferdinand Waskita/ Tribunnews)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.