Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Demokrat Dibekukan, Bhatoegana: Fahri Hamzah Galau

Kompas.com - 12/05/2013, 20:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa hari lalu, Wasekjen PKS Fahri Hamzah meminta agar Partai Demokrat dibekukan terlebih dulu sebelum membekukan partainya. Lantas, bagaimana tanggapan Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana?

"Itu bukan serangan dari PKS (kepada Partai Demokrat), tapi lebih pada kicauan dan kegalauan Fahri Hamzah yang kecewa dengan KPK. Partainya dapat musibah kemudian ngelantur ngomong Demokrat," kata Ketua DPP Demokrat Sutan Bhatoegana, Minggu (12/5/2013).

Sutan mengaku telah menyampaikan kepada Fahri Hamzah agar jangan membawa-bawa partai lain ketika partainya sedang bermasalah. Ketua Komisi VII itu mengatakan Demokrat telah mengalami badai selama dua tahun dengan kasus Nazaruddin. Namun, perlahan Demokrat kembali menanjak. "Alhamdullilah dulu badai terus menyerang sekarang mulai hilang. PKS sedang terkena badai menjelang pemilu, jadi Fahri mengalami kegalauan," tuturnya.

Mengenai kasus-kasus seperti Wisma Atlet atau Hambalang, ia mengatakan hal itu sudah masuk ke pengadilan. Selain itu, kasus tersebut juga tidak ada kaitannya dengan partai.

"Itu kan urusan pribadi. Fahri kemudian menyerang Demokrat. Sudah tidak usah urus Partai Demokrat, urus partai sendiri. Apalagi PKS juga anggota koalisi," ujar Sutan.

Sutan juga mengaku kesal dengan ucapan Fahri mengenai Sekjen Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Fahri sebelumnya menyatakan Ibas beberapa kali disebut menerima aliran dana yang diduga hasil korupsi dari Grup Permai, perusahaan milik tersangka kasus Wisma Atlet yang juga mantan Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

"Ibas sudah melaporkan Yulianis ke Polda Metro Jaya. Ibas tidak terkait apa-apa. Biarkan kasus di Polda Metro Jaya itu berjalan," katanya.

Sutan mengungkapkan apa yang dilakukan oleh Fahri Hamzah tidak elok. Apalagi, PKS merupakan anggota koalisi. "Yang mengerti jeroan Demokrat ya kami, yang tahu masalah Demokrat ya kami. Saya sebagai sahabat berdoa semoga PKS mampu menghadapi kasus tersebut. Kalau Fahri emang agak aneh dia," tukasnya. (Ferdinand Waskita/ Tribunnews)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com