Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aniaya Staf PDI-P, Lima Prajurit Masuk Peradilan Militer

Kompas.com - 25/04/2013, 11:43 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) sudah menahan seluruh prajurit Batalyon Zeni Konstruksi/13 TNI AD yang terlibat insiden di Kantor DPP PDI Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Rukman Ahmad mengatakan, lima prajurit sudah ditahan di Detasemen Polisi Militer. Hasil pemeriksaan sementara, kata dia, mereka terindikasi melakukan tindak pidana.

Adapun lima prajurit lainnya, tambah Rukman, ditahan di Batalyon Zeni Konstruksi/13. Mereka dianggap tidak terlibat pidana atau hanya terkena hukuman disiplin.

"Lima prajurit akan masuk peradilan militer. Lima prajurit lagi yang ditahan di Batalyon akan melalui proses hukum oleh Ankum, atasan yang berhak menghukum, dalam hal ini Komandan Batalyon," kata Rukman seusai pertemuan dengan para pengurus DPP PDI-P di Mabes TNI, Jakarta, Kamis (25/4/2013).

Rukman menambahkan, proses hukum terhadap lima prajurit hanya terkait kekerasan terhadap staf PDI-P. Adapun penganiayaan terhadap pelajar yang menjadi pemicu insiden dianggap selesai.

"Peristiwa pertama sudah selesai. Bahkan, kita tidak tahu identitasnya," kata dia.

Sebelumnya, para pengurus DPP PDI-P menemui Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono. Mereka ialah Mayjen (Purn) Sidarto Danusubroto, Letjen (Purn) Muhammad Nurdin, Mayjen (Purn) Tri Tamtomo, Mayjen (Pur) Adang Ruchiatna, dan Sekretaris Jenderal DPP Ahmad Basarah.

Panglima TNI dalam pertemuan itu didampingi oleh Kepala Staf TNI AD Jenderal (Tni) Pramono Edhie Wibowo, Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, dan Rukman.

PDI-P menyampaikan nota protes setelah para prajurit menganiaya empat anggota staf PDI-P. Tindak kekerasan itu bermula saat seorang pemuda menyerempet motor anggota TNI di depan SPBU yang terletak di samping Kantor DPP PDIP. Supriyatna, sopir mobil ambulans PDI-P, mencoba melerai ketika dua anggota TNI itu memarahi pemuda tersebut.

Namun, akhirnya Supriyatna ikut bertengkar sehingga disabet sangkur milik seorang anggota TNI. Supriyatna, yang mengalami luka, melarikan diri ke kantor PDI-P. Hanya beberapa menit, belasan anggota TNI berpakaian preman mendatangi kantor DPP PDI-P dan memukuli beberapa orang yang ada di pos penjagaan.

Saat insiden terjadi, Megawati dan para petinggi PDI-P tengah berada di dalam kantor untuk mempersiapkan penyusunan daftar calon sementara anggota legislatif DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com