Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Yenny Wahid Tak Kembali ke PKB

Kompas.com - 16/04/2013, 19:17 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) Zannuba Wahid atau akrab disapa Yenny Wahid memilih tetap mengurus PKBIB setelah menolak tawaran bergabung dengan Partai Demokrat. Mengapa Yenny dan gerbongnya tidak kembali saja ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)?

Yenny mengaku tidak akan kembali ke PKB selama PKB tidak mengakui ayahnya, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, sebagai Ketua Umum Dewan Syura PKB. Menurut dia, kehormatan Gus Dur harus dikembalikan melalui muktamar.

"Kehormatan orangtua sangat penting bagi saya. Saya berpolitik tidak mencari posisi. Gus Dur dulu dilengserkan melalui Muktamar Ancol. Proses ini harus dibatalkan dulu dan hanya bisa melalui muktamar. Kalau itu tidak dibatalkan, saya durhaka dengan orangtua saya sendiri. Jadi, berat bagi saya," kata Yenny di Jakarta, Selasa (16/4/2013).

Yenny mengatakan, masyarakat akan memberikan hukuman kepada PKB pada Pemilu 2014 setelah mengusir pendirinya sendiri. "Apa masih layak untuk dicoblos?" kata Yenny.

Yenny menyatakan, pihaknya sudah membuat kebijakan melarang kadernya untuk masuk dan menjadi calon anggota legislatif dari PKB. Partai Keadilan Sejahtera juga masuk dalam daftar larangan. Selain dua parpol itu, kata dia, para kader yang ingin maju dalam pemilu legislatif dipersilakan bergabung dengan parpol lain.

"Apakah nanti mereka akan kembali lagi ke PKBIB atau tidak, saya serahkan kepada mereka. Yang namanya kader itu selama menyatu hatinya, satu visi dengan kami akan tetap berjalan bersama. Tapi, kalau kerasan di tempat lain, yah silakan saja," kata Yenny.

Seperti diberitakan, tawaran berbagung dengan Demokrat disampaikan oleh Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah ditawari, Yenny diminta ibundanya, Sinta Nuriya Wahid, untuk berkonsultasi dengan sembilan kiai NU. Dalam konsultasi itu, mereka meminta Yenny tetap berada di luar pemerintahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi 4 Negara Kerjasama Demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi 4 Negara Kerjasama Demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com