Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heningnya DPR Menjelang Pemilu...

Kompas.com - 04/04/2013, 13:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Maraknya kritikan soal rendahnya presensi pada rapat-rapat tak juga membuat para anggota DPR tersadar. Pada tahun 2013 ini, tingkat kehadiran para anggota Dewan dalam rapat-rapat komisi kian menurun. Hal ini bisa dilihat secara kasat mata dalam setiap rapat komisi yang hanya dihadiri segelintir anggotanya.

Pada Kamis (4/4/2013) pagi ini misalnya, hanya satu komisi yang mengadakan rapat, yakni Komisi VI DPR yang membawahi BUMN. Rapat komisi ini hanya dihadiri delapan anggota Dewan sehingga tidak memenuhi kuorum untuk membuat sebuah keputusan. Meski tak memenuhi kuorom, rapat yang diagendakan untuk mendengar laporan kunjungan kerja BUMN-BUMN tetap dilakukan dengan dipimpin Wakil Ketua Komisi VI dari Fraksi Partai Hanura Erik Satrya Wardhana.

Jumlah anggota Komisi VI yang hadir pun cukup timpang jika dibandingkan dengan para pejabat BUMN yang ikut dalam rapat itu. Banyak kursi kosong anggota Dewan yang ditempati staf BUMN. Rencananya, Komisi VI akan kembali melanjutkan rapat lain pada pukul 13.00. Namun, rapat ini ditunda tanpa keterangan yang pasti.

Sementara itu, di komisi-komisi lain, tidak tampak aktivitas berarti. Hanya sejumlah alat kelengkapan yang melakukan rapat. Badan Legislasi (Baleg), misalnya, melakukan rapat internal tentang RUU Pilpres dan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN).

Pada rapat paripurna Selasa (2/4/2013) lalu, jumlah anggota Dewan yang hadir pun kian berkurang. Biasanya, setiap rapat paripurna dihadiri sekitar 300 anggota Dewan. Pada Selasa kemarin, tampak hanya ada 290 anggota yang hadir. Terkait fenomena ini, Wakil Ketua Badan Kehormatan Siswono Yudhohusodo mengaku khawatir.

"Kami khawatir dan cemas. Ini sudah memasuki fase penetapan daftar caleg sehingga akan lebih banyak turun ke dapil masing-masing," ucap Siswono. Oleh karena itu, Siswono menuturkan, BK sudah memberikan pesan agar setiap kegiatan fraksi dilakukan pada hari Jumat atau akhir pekan. "Lebih-lebih jangan menggunakan hari Selasa karena merupakan hari pembahasan undang-undang," imbuh Siswono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com