JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti berpendapat bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya dapat belajar dari pengalaman yuniornya yang rela melepas jabatan politik di pemerintahan untuk fokus mengurusi partai.
"Seharusnya SBY bisa mencontoh yuniornya yang rela melepas jabatan di pemerintahan untuk fokus mengurus partai," kata Ray dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Constitution Centre Adnan Buyung Nasution (Concern ABN), Rabu (3/4/2013).
Ray memberikan contoh Anis Matta yang rela melepas posisi jabatan Wakil Ketua DPR karena menjabat sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera. Anis menggantikan posisi Luthfi Hasan Ishaq yang mengundurkan diri karena dijadikan tersangka dalam kasus dugaan korupsi impor sapi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. "Bahkan, SBY juga harus belajar dari Anas Urbaningrum. Dia meninggalkan DPR ketika dirinya terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada KLB lalu," ujarnya.
Ray menilai, presiden yang merupakan seorang kepala negara sekaligus kepala pemerintahan tidak dapat memiliki jabatan ganda. Meski tidak ada aturan undang-undang yang melarang hal itu, Presiden Yudhoyono semestinya tidak merangkap jabatan. "Tidak bisa mendua karena sudah pasti tidak akan bisa fokus," katanya.
Menurut Ray, hanya ada dua pilihan yang dapat diambil oleh Presiden Yudhoyono, yaitu tetap fokus mengurusi pemerintah sebagai presiden. "Atau kedua, mengurusi Partai Demokrat. Presiden harus pilih salah satu," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.