Begitu brankas dibuka, para perampok menggasak berbagai macam perhiasan emas yang tersimpan di laci-laci kecil di dalam brankas. Mereka juga mengambil uang tunai Rp 30,9 juta.
Kapolresta Yogyakarta Komisaris Besar Mustaqim mengatakan, saat kejadian, seorang karyawan sempat berusaha melarikan diri keluar gedung. Namun, para perampok berhasil menangkap dan mengikatnya dengan tali rafia bersama dua karyawan lain.
”Satu karyawan diminta menunjukkan brankas, sementara tiga karyawan lain diikat tali rafia. Salah satu pelaku mengancam petugas dengan menembakkan senapan ke arah meja sampai memecahkan bagian kacanya,” kata Mustaqim.
Menurut dia, pelaku menembakkan senjata dalam jarak 5 sentimeter dari meja. Namun, tembakan itu hanya memecahkan kaca meja. Peluru tidak menembus bagian kayu meja.
Dugaan sementara, satu pistol mainan yang ditembakkan merupakan senjata replika (
Aksi perampok ini hanya berlangsung sekitar 20 menit. Polisi sudah mengantongi nomor kendaraan yang digunakan untuk merampok.
Aksi perampokan ini diduga sudah direncanakan. Salah satu indikasinya, pelaku beraksi saat aliran listrik di area itu padam. Dengan sendirinya, kamera pengintai (CCTV) di Pegadaian tak berfungsi.
Kepala Polda DI Yogyakarta Brigadir Jenderal (Pol) Sabar Rahardjo meninjau lokasi perampokan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Jakarta, Selasa, belum dapat memastikan apakah kasus perampokan itu terkait dengan terorisme atau tidak. Demikian pula Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai.
Permaisuri Keraton Yogyakarta GKR Hemas menilai, peristiwa perampokan ini belum mengindikasikan ketidakamanan Yogyakarta. Perampokan bisa muncul di tiap daerah, tidak hanya di Yogyakarta.