YOGYAKARTA, KOMPAS -
Selasa (2/4) pagi, lima orang menggasak perhiasan emas senilai Rp 6 miliar dan uang tunai Rp 30,9 juta di Pegadaian Syariah Unit Ngampilan, Jalan Letjen Suprapto 43, Yogyakarta.
Kejadian ini melengkapi trauma yang dialami masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta pasca-penyerangan kelompok bersenjata di LP Cebongan, 23 Maret lalu.
Dalam skala lebih luas, hal itu sekaligus menambah panjang daftar perampokan bersenjata di sejumlah daerah belakangan ini.
Sebagian warga heran mengapa Yogyakarta yang selama ini tenang terus terusik aksi kekerasan, seperti penembakan dan perampokan.
”Belakangan ini isi koran kerap diwarnai berita mengerikan soal Yogya,” kata Budi (35), warga Sosrowijayan, Kota Yogyakarta. Hal senada disampaikan Agustina (30), warga Mlati, Sleman.
Stefanus Supardi (72), tukang parkir yang menyaksikan kejadian itu, mengungkapkan, pukul 10.00, lima pria bersepeda motor datang ke Pegadaian. Mengenakan helm dan masker, mereka langsung masuk Pegadaian melalui pintu depan.
”Beberapa saat kemudian, tiga di antaranya keluar kantor (Pegadaian) dengan membawa ransel diikuti dua orang lainnya. Mereka memacu sepeda motor ke arah utara,” ujarnya.
Manajer Operasional Pegadaian Syariah Unit Ngampilan Slamet (47) mengungkapkan, begitu memasuki ruangan, para pelaku langsung mendorong petugas satpam masuk ke bagian dalam kantor. ”Mereka meminta kami menunjukkan kunci dan membuka brankas. Karena diancam senjata, kami tak bisa berbuat apa-apa,” katanya.