JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie menuding banyak kepentingan pribadi yang ada di tubuh partai itu, sehingga membuat Partai Demokrat kini hancur. Marzuki pun kembali menyinggung alasannya dulu maju sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat pada Kongres 2010.
"Di Kongres Bandung, saya membangun komunikasi dengan kader dalam rangka menjaga marwah partai karena saya tahu siapa yang akan diusung dan maju sebagai kandidat Ketum pada saat itu," ujar Marzuki dalam pesan singkatnya, Selasa (26/3/2013). Dia mengaku saat itu sudah mencium aksi-aksi bermuatan kepentingan pribadi itu.
Pada Kongres 2010, ada tiga kandidat Ketua Umum, yakni Anas Urbaningrum, Marzuki Alie, dan Andi Alfian Mallarangeng. Kubu Cikeas yang dikomandoi Susilo Bambang Yudhoyono saat itu mendukung Andi Mallarangeng. Tetapi, Andi justru kalah dalam putaran pertama. Kongres pun akhirnya menghasilkan Anas sebagai pemenang, yang menang tipis dari Marzuki.
"Partai hancur karena kepentingan pribadi mengemuka daripada kepentingan partai. Apa yang saya lakukan adalah untuk menegakkan marwah Partai Demokrat dan SBY," ucap Marzuki. Dia pun yakin SBY memahami sikapnya selama ini.
"Itulah yang menjadi dasar kenapa saya masih mendapat posisi penting di Partai Demokrat, yaitu Wakil Ketua Dewan Pembina dan Anggota Majelis Tinggi," tutur Marzuki. Pernyataan itu, sebutnya, juga sekaligus merespon tulisan Ilham Juliantorow yang bertajuk "Seriusnya Marzuki Alie Mau Jadi Ketum PD" di dalam Kompasiana.
Ilham menuliskan bagaimana strategi Marzuki Alie dalam menghimpun suara bagi pencalonannya. Marzuki bahkan disebut-sebut mengumpulkan sejumlah pengurus di hotel di Jakarta Utara untuk menggalang dukungan menjelang KLB.
Partai Demokrat akan menyelenggarakan KLB pada 30-31 Maret 2013 di Denpasar, Bali. KLB akan memilih Ketua Umum baru menggantikan Anas Urbingrum, yang berhenti semenjak ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penerimaan hadiah terkait Hambalang dan proyek lainnya.
Saat ini, sejumlah nama kader mulai disebut-sebut masuk dalam bursa calon Ketum, yakni Saan Mustopa, Tri Dianto, Marzuki Alie, Hadi Utomo, hingga Syarief Hasan. Namun, setelah pertemuan di Cikeas pada pekan lalu, dukungan justru menguat ke arah keluarga Cikeas, terutama SBY dan dua anggota keluarganya, Ani Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Jelang KLB Demokrat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.