Fenomena kekerabatan politik juga tidak bisa dilepaskan dari masalah rekrutmen politik. Sejumlah jajak pendapat Litbang Kompas menunjukkan, fungsi partai politik masih lemah, termasuk dalam hal rekrutmen politik. Demokrasi elektoral menjadikan partai politik hanya berorientasi memenangkan calon dalam pilkada. Akibatnya, pilkada tak ubahnya ajang pertarungan popularitas semata, bukan pertarungan kapabilitas calon.
Jajak pendapat ini merekam penilaian 62,7 persen responden yang melihat calon yang diusung partai politik dalam pilkada selama ini hanya mengandalkan popularitas. Dominasi faktor popularitas bagi partai politik membuat iklim politik semakin transaksional. Tarikan antara popularitas dan mesin politik partai inilah yang mendorong munculnya praktik kekerabatan politik.
Gurita
Kekerabatan politik telah menjadi gurita dalam proses rekrutmen politik. Elemen-elemen substansial, seperti integritas dan kapabilitas, cenderung terabaikan dengan rezim popularitas dalam ajang pilkada.
Membatasi ruang gerak kekerabatan politik dengan membuka partisipasi publik dalam kontestasi politik akan menjadi energi positif bagi upaya membangun sirkulasi elite demi terwujudnya iklim demokrasi yang sehat. (LITBANG KOMPAS)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.