Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Tersangka, Budi Tuding Sukotjo Berbohong

Kompas.com - 01/03/2013, 19:05 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (PT CMMA) Budi Susanto diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi kasus dugaan korupsi simulator ujian surat izin mengemudi (SIM), Jumat (1/3/2013). Diperiksa selama sekitar enam jam, Budi mengaku dikonfirmasi penyidik KPK soal keterangan saksi lainnya, Direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia (PT ITI) Sukotjo S Bambang.

“Saya konfrontir kebohongan dia (Sukotjo),” kata Budi di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, seusai pemeriksaan. Budi dan Sukotjo merupakan tersangka kasus dugaan korupsi simulator SIM. Keduanya diduga bersama-sama Inspektur Jenderal (Pol) Djoko Susilo, dan Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo, melakukan perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang untuk menguntungkan diri sendiri atau pihak lain, yang merugikan keuangan negara.

Budi dan Sukotjo pernah berselisih terkait pengerjaan proyek simulator SIM ini. Budi pun melaporkan Sukotjo atas tuduhan penggelapan dan penipuan. Kini, Sukotjo mendekam di Rumah Tahanan Kebun Baru, Jawa Barat setelah divonis bersalah dalam kasus penggelapan dan penipuan.

PT ITI yang dipimpin Sukotjo merupakan perusahaan subkontraktor proyek simulator SIM 2011 tersebut. PT ITI diminta menyediakan simulator oleh PT CMMA milik Budi. Adapun PT CMMA memenangkan tender proyek simulator SIM senilai Rp 198,7 miliar. Namun, perusahaan itu diduga membeli barang dari PT ITI dengan harga jauh lebih murah, yakni sekitar Rp 90 miliar.

Terkait kasus simulator SIM ini, Sukotjo pernah mengaku diminta Budi untuk mengantarkan uang Rp 2 miliar ke Djoko. Hari ini, Budi menuding Sukotjo telah berbohong. “Sukotjo itu penipu besar. Dia sudah terima uang terus dia pakai duitnya untuk belanja-belanja ke Singapura,” ucapnya. Selebihnya, Budi enggan mengungkapkan materi pemeriksaan dia hari ini. “Tanyakan saja ke penyidik,” tambahnya.

Adapun Sukotjo kini berada di bawah perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Dia dianggap sebagai salah satu saksi penting dalam kasus simulator SIM tersebut. Pada Senin (25/2/2013), KPK membawa Sukotjo dari Rutan Kebon Waru untuk diperiksa beberapa hari di Gedung KPK. Pengacara Sukotjo, Erick S Paat mengatakan bahwa kliennya akan dikonfirmasi kembali mengenai keterangannya selama ini yang tidak diakui sejumlah saksi lain.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Dugaan Korupsi Korlantas Polri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Nasional
    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Nasional
    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Nasional
    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Nasional
    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Nasional
    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

    Nasional
    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com