Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: KPK Harus Telusuri Aliran Dana ke Ibas

Kompas.com - 01/03/2013, 18:33 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Gerindra meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai menelusuri aliran uang ke Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas. Hal ini menyusul beredarnya data laporan keuangan yang menyebutkan adanya aliran dana Ibas sebesar 900 ribu dollar AS.

"KPK perlu mengembangkan penyelidikan terkait aliran uang dari Nazaruddin ke Sekjen Partai Demokrat," ujar Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, di Jakarta, Jumat (1/3/2013). Menurut dia, KPK juga tetap harus memanggil Anas sebagai saksi yang mengetahui dan menyaksikan adanya pemberian uang tersebut.

"Baru sesudah itu KPK meminta penjelasan dan mengkonfirmasi kebenaran cerita itu kepada Nazaruddin yang disebut sebagai orang yang mengucurkan aliran dana kepada Ibas," tutur Martin. Dia meminta KPK bersikap profesional dan proaktif menyikapi kasus ini tanpa mengabaikan inti persoalan pokok dari kasus yang sedang melilit Anas sekarang.

Anas ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penerimaan gratifikasi terkait proyek Hambalang dan lainnya. Martin menyebutkan profesionalisme dan independensi KPK diuji untuk bertindak cepat dan tidak pandang bulu dalam mengungkap kasus ini.

"Kasus ini sudah terlalu lama menjadi berita yang menyandera kita, tanpa dipengaruhi opini-opini politik yang memiliki kepentingan yang sempit dalam kasus ini," kata Martin.

Seperti diberitakan, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan siap membongkar keterlibatan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dalam proyek Hambalang. Tak lama setelah pernyataan Anas itu, beredar sebuah dokumen laporan keuangan PT Anugerah Nusantara milik Muhammad Nazaruddin.

Dalam dokumen milik Yulianis, direktur keuangan PT Anugerah Nusantara, itu disebutkan bahwa Ibas menerima uang sebesar 900 ribu dollar AS, yang dikirimkan dalam empat tahap. Pertama, pada 29 April 2010 dikirim 600 ribu dollar AS, diterima Ibas dalam dua tahap masing-masing 500 ribu dollar AS dan 100 ribu dollar AS. Kemudian, Ibas kembali menerima uang pada 30 April 2010, dua kiriman masing-masing 200 ribu dollar AS dan 100 ribu dollar AS.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Skandal Proyek Hambalang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com