JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie mendapat suara terbanyak kedua ketika putaran pertama pemilihan Ketua Umum DPP Demokrat pada Kongres Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat, pada 2010 . Perolehan suara untuk Marzuki lalu kalah dengan Anas Urbaningrum pada pemungutan suara putaran kedua.
Kini, setelah Anas mundur sebagai Ketum Demokrat, apakah Marzuki masih ingin menduduki jabatan itu? "Kita bicara nanti. Lebih baik tidak dibicarakan sekarang yah," tepis Marzuki di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/2/2013 ).
Marzuki datang sebagai Ketua DPR bersama tiga pimpinan DPR lainnya, yakni Pramono Anung, Priyo Budi Santoso, dan Taufik Kurniawan. Mereka berkonsultasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai berbagai hal.
Marzuki mengaku saat ini partainya belum membicarakan kandidat ketum baru. Menurut dia, Partai Demokrat masih mementingkan kepengurusan DPP berjalan seperti biasanya meski ditinggal Anas.
Hanya saja, kata Marzuki, berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga partai, penggantian ketum harus melalui mekanisme kongres, tidak bisa dengan penunjukkan. Hingga saat ini, imbuh dia, belum ada agenda untuk menggelar kongres luar biasa.
Seperti diberitakan, Anas menyatakan mundur sebagai Ketum Demokrat setelah ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terkait kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Majelis Tinggi Demokrat memutuskan tugas ketum dijalankan oleh empat pimpinan DPP, yakni dua Wakil Ketua Umum Max Sopacua dan Jhonny Alen Marbun, Sekretaris Jenderal Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas, dan Direktur Eksekutif Toto Riyanto. Dalam menjalankan tugas, mereka tetap harus berkonsultasi dengan SBY selaku Ketua Majelis Tinggi.
Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Krisis Demokrat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.