Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Identitas dan Motif Pelaku Penyerangan Tengah Dikaji

Kompas.com - 22/02/2013, 08:38 WIB
Christoporus Wahyu Haryo P

Penulis

PEMALANG, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyatakan, pihaknya tengah mengkaji dan berupaya mengidentifikasi kelompok sipil bersenjata yang melakukan penyerangan terhadap prajurit TNI di Papua.

Belum bisa dipastikan apakah insiden penembakan yang menewaskan delapan prajurit TNI dan melukai seorang prajurit itu terkait dengan pemilihan kepala daerah yang tengah berlangsung di Papua.

"Kami masih mengevaluasi dan mengkaji lebih mendalam," kata Agus di sela-sela mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tengah melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Tegal dan Pemalang, Jawa Tengah.  

Seperti diberitakan sebelumnya, insiden penyerangan dan penembakan terhadap aparat keamanan kembali terjadi di Provinsi Papua, Kamis (21/2). Insiden penyerangan pertama terjadi terhadap Pos Satuan Tugas TNI di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Kamis, pukul 9.30 waktu Indonesia Timur.

Serangan kelompok bersenjata itu mengakibatkan anggota Satgas Prajurit Satu Wahyu Bowo gugur tertembak di dada dan leher. Selain itu, Komandan Pos Satgas Letnan Satu Infantri Reza terluka tembak pada lengan kiri. 

Insiden kedua terjadi di kampung Tanggulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak. Penyerangan dilakukan kelompok bersenjata terhadap 10 orang anggota Komando Rayon Militer Sinak yang sedang menuju Bandara Sinak untuk mengambil radio kiriman dari Nabire.

Penyerangan yang terjadi sekitar pukul 10.30 tersebut mengakibatkan 7 prajurit gugur, meliputi Sersan Satu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Sertu Edi, Prajurit Kepala Jojon, Praka Wemprik, dan Pratu Mustofa. 

"Pada hari ini saya kehilangan delapan prajurit terbaik di Papua. Sebagai Panglima TNI saya mengecam betul aksi penyerangan ini. Saya juga ikut berduka cita kepada keluarga prajurit yang gugur," kata Agus.

Insiden ini telah dilaporkan kepada Presiden. Presiden memberikan arahan agar dilakukan pengejaran dan penegakan hukum terhadap pelaku penyerangan itu. Bahkan setibanya di Jakarta dari kunjungan kerja di Kabupaten Tegal dan Pemalang, Presiden dijadwalkan akan langsung memimpin rapat kabinet terbatas di Istana Negara. Rapat secara khusus membahas langkah yang akan ditempuh pemerintah terkait insiden penyerangan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

    Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

    Nasional
    PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

    PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

    Nasional
    Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

    Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

    Nasional
    Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

    Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

    Nasional
    Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

    Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

    Nasional
    PAN Persoalkan Selisih 2 Suara Tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

    PAN Persoalkan Selisih 2 Suara Tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

    Nasional
    Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

    Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

    Nasional
    KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

    KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

    Nasional
    Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

    Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

    Nasional
    Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

    Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

    Nasional
    Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

    Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

    Nasional
    Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

    Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

    Nasional
    Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

    Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

    Nasional
    Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

    Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

    Nasional
    Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

    Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com