JAKARTA,KOMPAS.com — Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta resmi mengundurkan diri dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (7/2/2013) siang. Sebelum meninggalkan Senayan, Anis berpesan kepada para koleganya di parlemen untuk mempertahankan tradisi kolektif intelektual.
Anis meminta para anggota dewan mengisi kegaduhan dengan perdebatan akademis. "Saya dari awal mempersepsikan parlemen ini adalah akal kolektif bangsa Indonesia," kata Anis.
DPR, lanjut Anis, adalah tempat para pemikir dan orang-orang bijak bertemu untuk menyusun UU. Karena itu, dia berharap DPR tetap dipertahankan sebagai lembaga yang mengedepankan kepentingan kolektif bangsa.
"Kalau ada kesalahan-kesalahan yang menyangkut individu, sebaiknya tidak dilengketkan kepada parlemen," ujar Anis. Pada saat yang sama, imbuh dia, seluruh anggota DPR harus membangun tradisi intelektual yang kokoh.
Anis meminta para koleganya di parlemen untuk lebih terlibat dalam perdebatan akademis. "Parlemen pasti akan selalu gaduh karena mempertemukan semua pemikiran. Jangan dianggap jelek kalau gaduh, itu tabiatnya," kata dia.
Anis Matta mundur dari Wakil Ketua DPR setelah menjadi Presiden PKS menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq. Pergantian ini terjadi setelah Luthfi yang terjerat dugaan penerimaan suap terkait impor daging sapi mengundurkan diri dari Presiden PKS dan keanggotaan di DPR.
Anis pun memutuskan meninggalkan Senayan karena ingin fokus membereskan partainya yang tengah menghadapi tantangan berat. Majelis Syuro PKS memutuskan Sohibul Iman sebagai pengganti Anis di posisi Wakil Ketua DPR.
Baca berita terkait dalam topik:
Skandal Suap Impor Daging Sapi