JAKARTA, KOMPAS.com - Penjelasan Penasihat KPK, Abdullah Hehamahua soal Fuad Bawazier yang disebutkan dalam tanggapan Presiden, diiterupsi. Persoalan tersebut dianggap hal biasa yang tak perlu dibesar-besarkan.
"Kalau kasus ini ternyata tidak diproses berarti bukan kasus hukum. Saya kira ini tidak (perlu) dibesar-besarkan untuk cari persoalan yang tanpa ada dasarnya ini," ujar Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Hanura, Safrudin Sudding, menginterupsi pembahasan, Rabu (6/2/2013). Menurutnya, dinamika semacam ini sudah biasa terjadi. Kalau memang ada kesalahan, kata dia, yang terpenting sudah diklarifikasi.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mengaku prihatin dengan sikap Presiden SBY yang membuka kasus orang lain saat mengklarifikasi tudingan pengemplangan pajak keluarga Cikeas. "Ini kekuasaan mencoba buka borok seperti menjadi ancaman," kecam Bambang.
Bambang menilai tindakan Presiden ini menjadi bahaya di alam demokrasi. "Kalau demokras dibangun dengan semangat ini, bahaya. Ini persoalan lapor melapor dan buka membuka. Kasus yang lama dan diyakini Suding bukan kasus hukum. Ini mencemarkan nama Fuad Bawazier," ujar dia.
Sebelumnya, Abdullah Hehamahua menjelaskan bahwa Fuad memang pernah diperiksa Komite Pengawas Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) terkait temuan kekayaan yang janggal saat menjadi anggota DPR periode 1999-2004. Peristiwa ini terjadi pada 2003, di mana Abdullah masih menjadi Wakil Ketua KPKPN.
Abdullah mengatakan dia menerima laporan dari tim pemeriksa bahwa ada kejanggalan dalam kekayaan Fuad yang menjadi anggota DPR 1999-2004. Fuad sempat diperiksa KPKPN dan mengaku kekayaannya itu adalah modal usaha dari adiknya di Arab Saudi.
Adik Fuad itu pun sudah bersaksi di hadapan Fuad. Setelah itu, KPKPN melaporkan 11 nama anggota DPR ke Bareskrim, termasuk Fuad. Namun, kasus ini kemudian menguap lantaran KPKPN dibubarkan Komisi II DPR.
Presiden vs Fuad dkk
Dalam jumpa pers di sela-sela kegiatan umrah di Jeddah, Arab Saudi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengklarifikasi tudingan pengemplangan pajak. Ia balik menuding aktivis Adhie Massardi, Ratna Sarumpaet, dan Fuad Bawazier sebagai pelapor penggelapan pajak yang dituduhkan kepadanya.
Secara khusus Presiden SBY menyoroti Fuad Bawazier, dalam keterangannya itu. Ia menyebutkan enam tahun lalu dia sempat akan mengangkat Fuad sebagai menteri. "Tapi di saat terakhir saya dapat data dari KPK kalau diangkat nanti akan jadi masalah besar. Jadi saya menyelamatkan beliau. Berhentilah dalam menuduh dan curiga. Pandai-pandailan berintrospeksi. Junjunglah kebenaran," ujar SBY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.