Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Fuad Bawazier Berkasus, Pernyataan SBY Dipertanyakan

Kompas.com - 06/02/2013, 09:54 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jeddah, yang menyebutkan Fuad Bawazier, Adhie Massardi, dan Ratna Sarumpaet sebagai pihak yang melaporkan dugaan pengemplangan pajak keluarga Istana dinilai sebuah blunder. Dalam pernyataannya itu, Presiden menyatakan Fuad seharusnya berterima kasih kepadanya karena sudah diselamatkan dari jeratan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Ahmad Basarah menilai, ada yang aneh dalam pernyataan Presiden.

"Slip of tounge atau apa ya. Aneh. SBY dan KPK sama-sama aneh dalam case tersebut," ujar Basarah, saat dihubungi pada Rabu (6/2/2013).

Dalam jumpa pers di Mekkah, Presiden mengatakan, enam tahun lalu, ia berencana mengangkat Fuad sebagai menteri. Namun, setelah menerima informasi dari KPK, Presiden urung melakukan hal itu. Jika Fuad dijadikan menteri, katanya, maka akan ada masalah besar yang menanti.

"Kalau sudah bertahun-tahun lebih, Fuad Bawazier dinyatakan punya kasus hukum oleh KPK semestinya atas nama asas kesamaan di depan hukum, Fuad sudah diproses kasus hukumnya tersebut," kata Basarah.

Dengan tidak adanya kejelasan pada kasus Fuad ditambah dengan pernyataan Presiden SBY yang menyebutkan Fuad diselamatkan, maka muncul kesan adanya koordinasi antara KPK dan Presiden dalam menentukan nasib seseorang dalam perkara korupsi.

"Jika SBY sudah mendapatkan laporan dari KPK bahwa Fuad Bawazier punya kasus hukum, seharusnya SBY jangan tinggal diam ketika KPK tidak menindaklanjuti pernyataannya dengan proses hukum lebih tegas. Realitas ini seolah-olah memberikan gambaran adanya hubungan 'koordinasi' antara KPK dan Presiden dalam menentukan nasib seseorang dalam kasus dugaan korupsi," ujar Basarah.

Presiden sebut Fuad

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jeddah, Arab Saudi, menuding aktivis Adhie Massardi, Ratna Sarumpaet, dan Fuad Bawazier sebagai pihak yang melaporkan penggelapan pajak yang dituduhkan kepadanya seperti ditulis harian The Jakarta Post. Presiden pun mengaku prihatin dituduh tidak membayar pajak.

''Saya telah memenuhi kewajiban saya dengan sebenar-benarnya untuk bayar pajak,'' ujar SBY di Jeddah, Arab Saudi, Senin (4/2/2013) malam.

''Saya prihatin, dengan harta yang jumlahnya tidak spektakuler dianggap tidak taat pajak. Ada yang triliunan, ratusan miliar, tidak beres bayar pajak kadang-kadang luput dari perhatian. Ini ketidakadilan,'' papar SBY.

SBY mengaku sudah mendengar ada yang melapor ke KPK terkait dugaan tak taat bayar pajak yang dituduhkan kepadanya. ''Disebut ada Fuad Bawazier, Adhie Massardi, Ratna Sarumpaet,'' kata SBY.

Dalam jumpa pers itu, secara khusus Presiden SBY menyoroti Fuad Bawazier. Ia menyebutkan sejak enam tahun lalu dirinya sempat akan mengangkat Fuad sebagai menteri.

''Tapi di saat terakhir saya dapat data dari KPK kalau diangkat nanti akan jadi masalah besar. Jadi saya menyelamatkan beliau. Berhentilah dalam menuduh dan curiga. Pandai-pandailah berintrospeksi. Junjunglah kebenaran,'' ungkap SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com