Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Sepuluh Tahun Saya Disebut Gila

Kompas.com - 05/02/2013, 16:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, selama 10 tahun ini dia dianggap gila oleh banyak pihak. Tak terhitung ejekan dan hardikan diterima karena pandangannya yang menolak banjir impor di tengah kayanya alam Indonesia.

"Saya dianggap orang gila. Diejek, dihardik. Dibilang Prabowo itu ngerti apa, dia itu tentara, nggak ngerti apa-apa soal ekonomi," ungkap Prabowo dalam Seminar Negara Sejahtera Untuk Buruh dan Rakyat Indonesia di Gedung YTKI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (5/2/2013).

Prabowo mengakui, dia memang mantan tentara. Namun, dia mengatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) dulu adalah tentara rakyat, yang anggotanya adalah anak-anak petani, nelayan, dan anak buruh.

"Nggak ada orang kaya mau jadi tentara. Iya kan? Karena itu, dari situ saya tahu kehidupan petani, nelayan, buruh karena banyak anggota saya itu anak petani semua. Anak buah saya kadang minta izin harus pulang karena orangtuanya, lahan pertaniannya, kena puso, hama," kenangnya. Pengalaman itu membuatnya memahami dan mengetahui lebih dekat tentang kehidupan petani, buruh, dan nelayan.

Karenanya, Prabowo menyebut pentingnya mengembalikan garis ekonomi kerakyatan seperti yang diamanatkan konstitusi. Seluruh kekayaan alam di Indonesia, lanjutnya, harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Pasalnya, kondisi yang janggal sekarang terjadi di negara ini. Kebijakan impor produk pertanian, kelautan, dan perikanan sangat mencengangkan di tengah Indonesia yang kaya kekayaan alam.

"Kita negara agraris tapi impor pangan. Sekitar 60 persen penduduk petani, tapi impor singkong," kecam Prabowo. Tiga perempat wilayah Indonesia adalah laut, imbuh dia, tapi Indonesia impor garam, ikan teri, dan ikan asin. Sebagai penghasil rotan terbesar di dunia, Indonesia juga menjadi pengimpor terbesar mebel rotan.

Prabowo menilai kondisi ini terjadi karena ada kebocoran kekayaan nasional sehingga sumber daya nasional tidak dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Menurut dia, hal ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap konstitusi. "Kekayaan nasional tidak tinggal di Indonesia. Bumi, air, dan udara dan kekayaan yang terkandung ternyata kurang dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk rakyat," ujar dia lantang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com