JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mendukung keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak melakukan reshuffle atau perombakan kabinet. Viva pun berharap agar wacana reshuffle tidak perlu lagi diluncurkan karena bisa mengganggu kinerja kabinet.
"Kami hormati keputusan cepat itu. Artinya, formasi ini akan dipertahankan hingga 2014. Jangan sampai ada wacana reshuffle lagi, maka menteri-menteri dapat lebih berkonsentrasi. Sangat tepat karena kita sudah masuk tahun politik," ujar Viva, Jumat (4/1/2013), di Jakarta.
Viva menilai, jika perombakan kabinet tidak dilakukan pada awal tahun ini, hal tersebut menandakan Presiden tengah mempertahankan formasi Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II hingga akhir masa pemerintahan. "Kalau tidak dilakukan sekarang, lebih baik pertahankan sampai di ujung. Jadi, pilihannya memang reshuffle sekarang atau tidak sama sekali," ujar anggota Komisi IV DPR ini.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, saat ini tidak ada rencana untuk melakukan reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II. Presiden hanya akan mengisi posisi Menteri Pemuda dan Olahraga. Presiden mengatakan, dirinya perlu memberi penjelasan mengenai isu reshuffle agar ada kepastian bagi jajaran menteri. Hanya, Presiden tidak bisa menjamin apakah hingga 2014 tidak akan ada reshuffle. Presiden meminta semua menteri bekerja dengan baik.
"Yang jelas pada titik ini tidak ada reshuffle," kata Presiden saat jumpa pers di pinggir dermaga.
Presiden memastikan pengganti Menpora berasal dari Partai Demokrat untuk memenuhi komposisi menteri yang berasal dari parpol koalisi. Dengan demikian, menurut Presiden, itu akan memenuhi rasa keadilan bagi Demokrat lantaran posisi Menpora sebelumnya diisi Andi Alfian Mallarangeng, kader Demokrat.
Kepastian itu disampaikan Presiden untuk meluruskan pemberitaan mengenai posisi Menpora belakangan ini. Banyak tokoh yang disebut masuk dalam daftar calon menpora, baik berasal dari Demokrat, parpol yang tergabung dalam koalisi pemerintahan, oposisi, maupun kalangan profesional.
Presiden mengaku tak mau nantinya disalahkan oleh tokoh-tokoh yang disebut media jika ternyata tidak terpilih. Padahal, kata dia, nama-nama itu bukan berasal darinya. "Nanti marahnya sama saya," kata Presiden.
Selengkapnya, baca:
BERBURU KURSI MENPORA