JAKARTA, KOMPAS.com - Rakyat merindukan presiden yang berani berkomitmen melindungi keberagaman. Isu pluralisme sesungguhnya menjadi perhatian publik, tetapi hingga kini calon presiden, baik yang sudah mendeklarasikan secara terbuka maupun yang masih malu-malu muncul, masih takut mengusung sikap antidiskriminasi.
Keinginan masyarakat itu terungkap dalam hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) bekerja sama dengan Yayasan Denny JA yang dipaparkan peneliti LSI, Adjie Alfaraby, dan Direktur Yayasan Denny JA Novriantoni Kahar, di Jakarta, Minggu (23/12). Survei dilakukan 14-17 Desember 2012. Jumlah responden 440 orang di semua provinsi di Indonesia.
Dalam survei, salah satu pertanyaan yang diteliti menyangkut keinginan rakyat terhadap calon presiden 2014 yang melindungi keberagaman agama/etnis dan keberagaman ideologis di Indonesia. Hasilnya, sebesar 87,6 persen responden menginginkan capres 2014 yang melindungi keberagaman, 9,2 persen responden tidak menginginkan capres yang melindungi keberagaman, sisanya 3,2 persen tak mengetahui/tak menjawab.
Adjie menjelaskan, survei ini kemudian juga langsung menyentuh sejarah para presiden Indonesia. Begitu ditanyakan presiden yang cukup melindungi keberagaman agama/etis, posisi teratas ditempati Presiden Soekarno (82 persen), disusul Presiden Abdurrahman Wahid (81 persen), Soeharto (75 persen), Megawati Soekarnoputri (52 persen), BJ Habibie (42 persen), dan Susilo Bambang Yudhoyono (41 persen). Sementara menyangkut presiden yang melindungi keberagaman ideologi, posisi teratas juga ditempati Soekarno (85 persen), disusul Abdurrahman Wahid (83 persen), Susilo Bambang Yudhoyono (55 persen), BJ Habibie (54 persen), Megawati (53 persen), dan Soeharto (21 persen). (OSA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.