Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Masih Telaah Terlapor Mahfud MD dan Hakim MK

Kompas.com - 18/12/2012, 12:46 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Letjen TNI (Purn) Suharto, yakni Taufik Budiman, kembali mendatangi Badan Reserse Kriminal Polri untuk konsultasi hukum terkait dugaan pemalsuan data oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan 8 hakim MK lainnya, Selasa (18/12/2012). Menurut Taufik, hakim sebagai terlapor dalam suatu tindak pidana adalah hal baru sehingga kepolisian masih mengkaji lebih dahulu kasus tersebut.

"Kita ketemu Wakabareskrim (Irjen Saud Usman Nasution) dalam rangka konsultasi. Karena hal ini merupakan hal baru. Masih dipelajari dulu oleh Polri atas kewenangannya," terang Taufik di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (18/12/2012).

Untuk diketahui, Letjen TNI (purn) Suharto merupakan pemohon pengujian Pasal 18 UU Nomor 4 Tahun 2012 tentang APBN-P 2012 yang mengatur upaya penanggulangan dampak semburan lumpur Lapindo, Jawa Timur. Pemohon meminta agar dana APBN 2012/ APBN-P 2012 tidak digunakan untuk membayar kerugian warga Porong, Sidoarjo yang disebabkan oleh meluapnya lumpur panas Lapindo pada blok Brantas yang dioperatori oleh PT. Lapindo Brantas.

Pada persidangan terakhir di MK, majelis hakim yang dipimpin oleh Mahfud MD menyatakan pasal 18 UU No 4/2012 tentang APBN-P 2012 tidak menyalahi UUD 1945. Putusan MK No. 53/PUU 10 Tahun 2012 menyatakan menolak permohonan para pemohon untuk seluruhnya. Sebanyak 9 hakim konstitusi itu diduga memalsukan data atau keterangan palsu atau fiktif sehingga menolak permohonan pemohon.

Menurut Taufik seharusnya Polri dapat menindak lanjut hal tersebut karena adanya dugaan tindak pidana. "Semacam Hakim Yamani, misalnya KY (Komisi Yudisial) dulu yang periksa. Tapi karena ini wilayah pidana kami percaya ini merupakan kewenangan kepolisian kita," ujarnya.

Taufik mengatakan, dalam putusan tersebut terdapat keterangan dari DPR yang menyatakan bahwa kasus Lapindo merupakan bencana alam. Padahal, menurutnya selama proses persidangan tidak pernah ada anggota DPR yang hadir. Sebanyak 9 hakim yang dilaporkan tersebut diantaranya Mahfud MD, Akil Mochtar, Achmad Sodiki, Anwar Usman, Hamdan Zoelva, Maria Farida Indrati, Ahmad Fadil Sumadi, Muhamad alim, dan Harjono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com