Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Singgung Rotasi, Demokrat Nilai Pencopotan Ruhut Tak Penting

Kompas.com - 15/12/2012, 20:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tampak enggan mengomentari perihal rotasi kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partainya yang menyebabkan Ruhut Sitompul digeser dari posisinya sebagai Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi. Saat ditanya wartawan, Anas mengaku hanya mau membahas hal-hal yang penting.

"Yang kita bahas yang penting-penting dulu, yang kurang penting kita bahas minggu depan," ujar Anas, Sabtu (15/12/2012) dalam jumpa pers di sela-sela acara Silaturahmi Nasional (Silatnas) Partai Demokrat di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat.

Tidak hanya Anas yang tak mau berkomentar soal Ruhut. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun sama sekali tidak menyebut kasus Ruhut dalam pidato pengarahannya di acara Silatnas hari kedua. SBY hanya menyoroti soal upaya konsolidasi partai dan penggunaan dana logistik Pemilu yang halal. Padahal, Ruhut sempat menyatakan bahwa yang berhak untuk mencopotnya dari kepengurusan Partai Demokrat hanyalah SBY. "Kami dengar besok pidato Bapak SBY," katanya kemarin setelah diboyong para petugas keamanan keluar dari ruangan Silatnas.

Ruhut juga menuding bahwa pencopotannya dari kepengurusan partai dilakukan oleh kelompok yang pro Anas. Ia merasa dicopot lantaran meminta Anas yang kerap disebut terkait kasus korupsi untuk segera mengundurkan diri agar tidak menjadi beban Demokrat.

Hari ini Ruhut tidak terlihat menampakkan diri. Tidak diketahui pasti alasan Ruhut tidak hadir pada acara Silatnas sekaligus menyaksikan pidato SBY. Meski absen dalam Silatnas hari kedua ini, nama Ruhut tetap diteriakkan sejumlah kader Demokrat. Hal itu terjadi ketika rombongan Anas masuk bersama Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono dan petinggi Demokrat lainnya memasuki ruangan acara Silatnas. Ketika itu, beberapa kader Demokrat menyatakan dukungannya kepada Anas. "Hidup Anas! Copot Ruhut!"

Dukungan terhadap Ruhut setidaknya dilakukan oleh politisi senior Demokrat. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syariefuddin Hasan menilai Ruhut tidak perlu dipecat.

"Saya pikir partai itu adalah perkumpulan dari orang-orang banyak. Siapa pun dia, sepanjang loyal kepada pimpinan, sepanjang dia memperjuangkan kepentingan rakyat, ya dia adalah bagian daripada partai itu. Saya pikir Ruhut sudah sangat loyal kepada Pak SBY," ujar Syarief usai memberikan sambutan dalam acara Silatnas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    Nasional
    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    BrandzView
    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Nasional
    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Nasional
    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Nasional
    Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Nasional
    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com