JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan, dirinya tidak bermaksud menyerang para menteri terkait langkahnya yang melaporkan dugaan praktik kongkalikong di sejumlah kementerian kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Tidak ada niat saya untuk menyeret menteri ke pesakitan. Sasaran saya bukan kepada subyek menteri, melainkan kepada kementeriannya," kata Dipo saat rapat di Komisi II DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (26/11/2012).
Hal itu dikatakan Dipo untuk menjawab kritik para politisi Komisi II terkait langkahnya yang melaporkan aduan dari pegawai negeri sipil di tingkat eselon I di tiga kementerian kepada KPK. Ketiga kementerian itu adalah Kementerian Pertahanan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian.
Dipo mengatakan, langkahnya mengekspos aduan dari pejabat eselon I kementerian tersebut adalah agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak perlu lagi menyinggung masalah kongkalikong korupsi APBN.
Setidaknya, Dipo mencatat ada 13 pidato Presiden yang menyinggung masalah kongkalikong korupsi APBN antara legislatif dan eksekutif. Selain itu, ada satu instruksi Presiden untuk jajaran Kabinet, pimpinan institusi penegak hukum, hingga kepala daerah. Dengan demikian, Dipo merasa langkahnya sudah sesuai dengan Instruksi Presiden.
"Saya laksanakan instruksi Presiden. Jadi tidak ada main-main di sini, sistem bekerja sekarang," kata Dipo.
Ketika ditanya apakah dirinya terlebih dulu berkomunikasi dengan Presiden sebelum melapor ke KPK, Dipo tak menjawab tegas. Dia hanya menyebut 80 persen dari total kerjanya selalu bersama Presiden. "Apa Presiden tidak tahu? Tidak melapor? Silakan saudara mencerna apa yang saya katakan," katanya.
Baca juga:
Laporan Dipo Buat Kabinet SBY Dilematis
Menatap Gaduh yang Berpindah-pindah
Hidayat: Siapa yang Ditakuti Dipo?
Priyo: Ada Keretakan di Kabinet
Menurut PKS, Manuver Dipo Terkait 'Reshuffle' Kabinet
Berita-berita terkait lainnya dalam topik:
Kongkalikong di Kementerian
Dahlan Iskan Versus DPR
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.