Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Geram dengan Kongkalikong Anggaran

Kompas.com - 19/07/2012, 16:36 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan kegeraman dan keprihatinannya atas kongkalikong anggaran antara pejabat eksekutif dan legislatif. Hal ini, kata Presiden, telah merugikan negara. Kepala Negara mengaku senang ketika para pelaku kongkalikong anggaran tersebut terungkap.

"Ada kongkalikong antara eksekutif dan parlemen. Ini sekian anggarannya, sekian persen (komisinya) tolong dikeluarkan. Masya Allah. Nauzubillah. Luar biasa," kata Presiden ketika membuka sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (19/7/2012).

"Ambil tindakan tegas. Sudah delapan tahun kita berteriak, menata, mengatur, mengawasi, masih ada orang atau pihak yang sepertinya tidak peduli. Sepertinya menganggap ini angin kosong," tambah Presiden.

Presiden juga menegaskan, jika ada pejabat yang mengetahui bahwa bawahannya terlibat dalam penyimpangan, tetapi tidak berbuat apa pun, pejabat tersebut bersalah. Presiden meminta para pejabat tidak meremehkan pengetahuannya soal kongkalikong tersebut. "Saya tahu meski tidak selalu bicara. Saya hemat berbicara supaya tidak gaduh dalam politik. Saya tahu dan mengikuti," kata Presiden.

Ditambahkan, dirinya menyerahkan penanganan kasus penyimpangan anggaran kepada KPK dan penegak hukum lainnya.

Sejumlah pembantu Presiden namanya disebut-sebut dalam sejumlah kasus yang berkaitan dengan anggaran negara, seperti Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng pada proyek pembangunan pusat pelatihan olahraga Hambalang, Jawa Barat. Nama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar juga pernah disebut-sebut dalam pusaran kasus dugaan suap terkait pencairan dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah (PPID) di Kemenakertrans.

Selain itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono pernah diperiksa sebagai saksi terkait penyidikan kasus dugaan suap pembahasan perubahan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Dana Pengikatan Tahun Jamak Pembangunan Venue Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau 2012.

Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Suryadharma Ali juga diduga melakukan penyelewengan anggaran pengadaan Al Quran. Sejumlah kader Demokrat yang didirikan oleh Presiden juga diduga terlibat kasus penyelewengan anggaran, termasuk Wakil Sekjen Partai Demokrat Angelina Sondakh, yang ditetapkan tersangka dalam kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com