JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar, Nurdiman Munir, menuturkan, dalam pertemuan DPR-Polri dan Kejaksaan pada Rabu (21/11/2012), para mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi mengeluhkan soal tekanan yang didapat dari pimpinan KPK. Tekanan berupa proses penetapan tersangka.
"Mereka cerita soal lika-likunya menjadi penyidik KPK. Mereka mengaku banyak tekanan dari pimpinan sehingga banyak penyidik itu yang mengundurkan diri," ujar Nurdiman, Kamis (22/11/2012), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Nurdiman menuturkan, tekanan-tekanan itu yang menyebabkan beberapa pemimpin KPK terpecah menjadi dua kubu. "Pimpinan KPK banyak konflik sehingga tidak sama pendapat. Tidak sama seperti dibandingkan masa Antasari Azhar. KPK sedemikian kompak. Akan tetapi, sekarang KPK terbelah dua," tutur Nurdiman.
Beberapa pemimpin, lanjutnya, yang memaksakan dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka.
"Tekanan ini termasuk soal penetapan tersangka. Orang yang seharusnya belum jadi tersangka, dipaksa menjadi tersangka," ucap Nurdiman.
Sebelumnya, Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Sutarman mengatakan, kedatangan dirinya bersama para mantan penyidik KPK adalah untuk mencari formulasi memperkuat KPK dan Polri dalam pemberantasan ataupun pencegahan korupsi.
"Inti dari pertemuan kita adalah untuk saling bersinergi ke depan. Kekurangan dan kelebihan akan dibahas lebih lanjut oleh DPR. Dengan demikian, DPR nanti akan mengambil satu keputusan politik untuk merumuskan strategi bagaimana meningkatkan kemampuan penegak hukum di Polri dan KPK, khususnya dalam penegakan hukum," kata Sutarman.
Ketua Komisi III, I Gede Pasek Suardika, mengatakan, pihaknya bertanya banyak hal mengenai situasi di KPK kepada para mantan penyidik KPK. Salah satunya terkait penyadapan. Dia beralasan keterangan mereka diperlukan untuk perbaikan KPK dan kepolisian.
"Kami minta masukan untuk ke depan seperti apa KPK yang ideal dari versi mereka yang berpengalaman di sana. Kan, lebih obyektif. Mereka menceritakan suasana kerja di sana (KPK). Pokoknya masukan konstruktif, positif," kata politikus Partai Demokrat itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.