JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi IX DPR-RI dari Fraksi PDI-P Ribka Tjiptaning mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak berani bersikap tegas di hadapan Malaysia. Hal itu, menurutnya, berbeda jauh dari Presiden Soekarno yang berani bersikap tegas terhadap Malaysia.
Seorang pemimpin, lanjutnya, akan berani tegas jika rakyatnya mendapatkan perlakuan buruk oleh negara lain. Hal itu disampaikannya menanggapi kasus perkosaan SM (25) yang dilakukan oleh tiga polisi Diraja Malaysia.
"SBY itu pemimpi, bukan pemimpin. Seorang pemimpin itu berani ambil risiko. SBY tidak punya keberanian untuk itu," kata Ribka di gedung parlemen, Jakarta, Selasa (20/11/2012).
Ribka mengatakan, sejak kepemimpinan SBY, Indonesia sudah berkali-kali dilecehkan Malaysia. Namun, tidak ada tindakan tegas dari Pemerintah Indonesia dalam menyikapi hal itu. Presiden, terangnya, dibutuhkan untuk membela kehormatan bangsanya. Sebab, pelecehan telah merendahkan martabat bangsa.
"Nota protes ke Malaysia kurang. Kalau perlu, pemutusan hubungan diplomatik dengan Malaysia. Sebab, pelecehan terhadap bangsa kita ganjarannya yang paling pantas itu," ungkapnya.
Ribka menambahkan, setiap presiden memiliki eksistensi yang berbeda-beda. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur unggul karena humanis. Gus Dur melindungi warga negara Indonesia di luar negeri dari jeratan hukuman mati. Sementara itu, SBY dinilainya lebih mementingkan popularitas. Buktinya, SBY lebih mengincar gelar dari bangsa asing.
"Harusnya dia mengambil esensi dari gelar itu. Melindungi dan membela rakyat kita di negara lain dengan sepenuh hati," ujarnya.
Sebelumnya, aksi kekerasan terhadap TKI di Malaysia kembali berulang. Seorang TKI berinisial SM (25) menjadi korban pemerkosaan tiga oknum anggota Kepolisian Diraja Malaysia pada Jumat (9/11/2012) silam. Sementara itu, ketiga oknum polisi Diraja Malaysia tersebut menolak tuduhan SM. Hal itu disampaikan dalam sidang perdana perkara pemerkosaan SM yang digelar di Pengadilan Butterworth, Penang, Jumat (16/11/2012).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.