Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribka: SBY Pemimpi, Bukan Pemimpin

Kompas.com - 21/11/2012, 01:16 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi IX DPR-RI dari Fraksi PDI-P Ribka Tjiptaning mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak berani bersikap tegas di hadapan Malaysia. Hal itu, menurutnya, berbeda jauh dari Presiden Soekarno yang berani bersikap tegas terhadap Malaysia.

Seorang pemimpin, lanjutnya, akan berani tegas jika rakyatnya mendapatkan perlakuan buruk oleh negara lain. Hal itu disampaikannya menanggapi kasus perkosaan SM (25) yang dilakukan oleh tiga polisi Diraja Malaysia.

"SBY itu pemimpi, bukan pemimpin. Seorang pemimpin itu berani ambil risiko. SBY tidak punya keberanian untuk itu," kata Ribka di gedung parlemen, Jakarta, Selasa (20/11/2012).

Ribka mengatakan, sejak kepemimpinan SBY, Indonesia sudah berkali-kali dilecehkan Malaysia. Namun, tidak ada tindakan tegas dari Pemerintah Indonesia dalam menyikapi hal itu. Presiden, terangnya, dibutuhkan untuk membela kehormatan bangsanya. Sebab, pelecehan telah merendahkan martabat bangsa.

"Nota protes ke Malaysia kurang. Kalau perlu, pemutusan hubungan diplomatik dengan Malaysia. Sebab, pelecehan terhadap bangsa kita ganjarannya yang paling pantas itu," ungkapnya.

Ribka menambahkan, setiap presiden memiliki eksistensi yang berbeda-beda. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur unggul karena humanis. Gus Dur melindungi warga negara Indonesia di luar negeri dari jeratan hukuman mati. Sementara itu, SBY dinilainya lebih mementingkan popularitas. Buktinya, SBY lebih mengincar gelar dari bangsa asing.

"Harusnya dia mengambil esensi dari gelar itu. Melindungi dan membela rakyat kita di negara lain dengan sepenuh hati," ujarnya.

Sebelumnya, aksi kekerasan terhadap TKI di Malaysia kembali berulang. Seorang TKI berinisial SM (25) menjadi korban pemerkosaan tiga oknum anggota Kepolisian Diraja Malaysia pada Jumat (9/11/2012) silam. Sementara itu, ketiga oknum polisi Diraja Malaysia tersebut menolak tuduhan SM. Hal itu disampaikan dalam sidang perdana perkara pemerkosaan SM yang digelar di Pengadilan Butterworth, Penang, Jumat (16/11/2012).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com