Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Keterlibatan Dua Terduga Teroris di Poso dalam Aksi Teror

Kompas.com - 05/11/2012, 18:11 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri meringkus Sutomo bin Sudarto alias Muhammad Yasin (47) dan Abdul Khalid (27) di Jalan Pulau Irian, Kelurahan Kayamanya, Kecamatan Poso Kota, Sulawesi Tengah, Sabtu (3/11/2012). Keduanya diduga terlibat beberapa aksi teror di Poso.

"Keterlibatan-keterlibatan yang terdeteksi dari hasil penyidikan, antara lain memfasilitasi pelatihan militer di Poso, artinya pelatihan teror. Kemudian mengetahui rencana penembakan anggota Polri di BCA, Palu," terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/11/2012).

Selain itu, Boy menambahkan Yasin memerintahkan buronan teroris Santoso untuk melakukan pelatihan di Poso. Pria kelahiran Semarang, 5 Juli 1965 itu juga mengajak kelompok Solo pimpinan Badri Hartono untuk memberikan pelatihan pembuatan bom pada kelompok Poso pimpinan Santoso. Badri adalah pemimpin Al-Qaeda Indonesia yang ditangkap beberapa waktu lalu di Solo, Jawa Tengah.

"Ini berdasarkan keterangan beberapa yang tersangka yang sudah diperiksa dan murni berdasarkan pengembangan penyidikan kelompok terdahulu," imbuh Boy.

Sementara Kholid yang tewas dalam baku tembak saat penangkapan tersebut diketahui menampung peserta latihan membuat bom dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Selain mengikuti pelatihan militer di Poso, Kholid juga mengetahui rencana penembakan polisi di Bank BCA, Palu tahun 2011.

Kholid juga yang melempari petugas kepolisian dengan bom pipa. Seperti diberitakan, Yasin diketahui pegawai honorer di Dinas Kehutanan Kabupaten Poso sebagai polisi hutan sementara Khalid dikenal sebagai tokoh masyarakat setempat.

Pada penangkapan Sabtu pagi tersebut warga Kayamaya lainnya sempat melawan hingga menutup akses masuk ke Jalan Pulau Irian menggunakan balok, meja, dan benda-benda lain. Sebanyak 14 orang diamankan. Namun, menurut Boy 14 orang yang diduga memicu bentrok tersebut telah dikembalikan pada keluarga.

Selain itu, seusai penangkapan tersebut polisi menemukan sedikitnya 26 detonator, 15 bom aktif, satu bom ranjau seberat 10 kilogram, 23 butir amunisi, dan sebuah senjata api. Diamankan pula bahan-bahan pembuatan bom seperti serbuk putih, berbagai kabel dan telepon genggam untuk rangkaian dan pemicu bom, senjata tajam, busur, dan lainnya.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik Teroris Poso

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Nasional
    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nasional
    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Nasional
    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

    Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

    Nasional
    Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

    Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

    Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

    Nasional
    BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

    BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

    Nasional
    Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

    Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

    Nasional
    Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

    Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

    [POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

    Nasional
    Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

    Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

    Nasional
    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com