Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompolnas, Serahkan Hasil Investigasi Penyidik Novel ke Kapolri!

Kompas.com - 01/11/2012, 23:01 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pembela Novel meminta Komisi Kepolsian Nasional (Kompolnas) segera menyampaikan hasil investigasi kasus Komisaris Novel Baswedan kepada Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Kompolnas juga diminta membeberkan temuan itu kepada publik maupun lembaga terkait lainnya.

"Kami meminta kepada Kompolnas untuk disampaikan saja ke publik atau lembaga yang dianggap bisa berpotensi membuat suasana ini menjadi lebih baik. Dan juga agar upaya-upaya rekayasa tidak diteruskan. Kompolnas segera menyampaikan ke Kapolri, supaya Kapolri juga bisa mengerti hasil temuan ini," terang Koordinator Tim Pembela Novel Haris Azhar di kantor Kompolnas, Jakarta Selatan, Kamis (1/11/2012) malam.

Haris menerangkan, pihaknya juga menyampaikan temuan tim pembela Novel kepada Kompolnas. Menurut Haris, ada beberapa perbedaan temuan Kompolnas dengan pihak Tim Pembela Novel. Kompolnas pun akan segera mengklarifikasi temuan tersebut. Sementara, Hamidah Abdurahman salah satu anggota Kompolnas mengakui pihaknya belum dapat membeberkan hasil investigasi kasus Novel yang terjadi di Bengkulu tahun 2004.

Menurutnya, Kompolnas akan terlebih dahulu menyampaikannya kepada Polri. "Kompolnas memang belum bisa menyampaikan seluruh hasil investigasi yang sudah kami lakukan. Karena sebagai stakeholder kami juga belum kami sampaikan hasilnya," terang Hamidah.

Seperti diketahui, Novel adalah anggota kepolisian yang kini tengah bertugas sebagai penyidik di KPK. Penyidik kasus dugaan korupsi simulator SIM itu dijadikan tersangka dalam kasus penembakan enam tersangka pencuri sarang burung Walet di Bengkulu tahun 2004. Sementara KPK menyatakan Novel tidak bersalah atas peristiwa 8 tahun silam itu.

Menurut Haris, banyak pihak yang seharusnya bertanggung jawab pada peristiwa lalu itu. Saat penembakan itu, menurutnya ada Kaapolres, Wakapolres, dan Kepala Unit lainnya yang saat itu menjabat. Di samping itu, baik Kompolnas maupun Tim Pembela Novel pun mengakui adanya kejanggalan-kejanggalan dalam penyidikan kasus Novel yang tiba-tiba diprores oleh Polri.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Novel Baswedan dan Dugaan Penganiayaan
Polisi vs KPK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com