Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Saidi: Kader Korupsi, Era Partai Islam Berakhir

Kompas.com - 20/10/2012, 14:48 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Budayawan Betawi Ridwan Saidi, yang juga merupakan mantan anggota DPR dari Partai Persatuan Pembagunan (PPP) pada masa Orde Baru mengungkapkan bahwa kini masa kejayaan partai Islam sudah berakhir. Banyak pemilih partai Islam beralih ke partai nasionalis.

Hal tersebut ditengarai karena banyaknya kader potensial partai Islam yang terjerat kasus korupsi. Kader partai Islam yang terjerat korupsi diantaranya adalah Wa Ode Nurhayati dari PAN dan Al Amin Nasution dari PPP.

"Banyak anggota dari parpol Islam pada korupsi. Itu kan tidak etis karena Islam itu sakral, jadi masa-masa kejayaan bagi parpol Islam sudah berakhir karena korupsi tadi," kata Saidi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (20/10/2012).

Ridwan mengatakan, selain korupsi, berakhirnya partai Islam juga disebabkan oleh pertengkaran antarsesama partai Islam. Selain itu, partai Islam menurutnya tidak ada yang menyajikan program prorakyat. Terlebih lagi, partai Islam tidak menampilkan tokoh nasional yang dapat dipercaya oleh masyarakat.

"Lihat saja Pilkada DKI itu banyak pemilih Islam tapi malah tokoh yang dari partai Islam malah kalah," katanya.

Selain itu, krisis kelembagaan Islam menurutnya berperan besar menggerus suara pemilih parpol-parpol islam. Ridwan mengatakan, jika hal itu tidak segera diperbaiki bukan tidak mungkin ke depan partai-partai Islam bakal.gulung tikar.

"Hal yang menentukan laku atau nggak laku parpol Islam, ya mereka sendiri. Seperti tiap kecamatan ada tidak 50 orang anggota, kalau berantem terus bikin caretaker mulu ya susah (berjaya lagi), mereka menggali liang lahat sendiri. Kita hanya bisa mendoakan," tandasnya.

Sebelumnya, survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada Minggu (14/10/2012) menyatakan, lima besar perolehan suara didominasi partai nasionalis. Secara berturut-turut, Golkar (21,0 persen), PDIP (17,2 persen), Demokrat (14,0 persen), Gerindra (5,2 persen), dan Nasdem (5,0 persen) berada pada kisaran lima besar.

Sedangkan empat partai Islam yang bercokol di parlemen yakni PKS, PAN, PKB, dan PPP dalam hasil survei LSI diprediksi terlempar dari lima besar. "Jika pileg (pemilihan legislatif) digelar hari ini, tidak ada satu pun parpol Islam yang masuk lima besar perolehan suara. Capaian ini adalah yang terburuk sejak pemilu pertama pada 1955 digelar," ujar peneliti LSI, Adjie Al Alfarabi di Warung Daun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com