JAKARTA, KOMPAS.com — Aktivis tahun 66 yang tergabung dalam Eksponen 66 menyatakan dukungannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut mereka, KPK merupakan satu-satunya harapan rakyat dalam memberantas korupsi sehingga patut didukung.
"Menolak berbagai upaya melemahkan peran dan fungsi KPK," kata mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris, yang juga anggota Eksponen 66, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (11/10/2012).
Fahmi mengatakan, belasan anggota eksponen 66 lainnya akan menyusul ke Gedung KPK. Para aktivis 66 ini mendatangi Gedung KPK untuk bertemu langsung dengan pimpinan KPK dan menyatakan dukungan. Menurut Fahmi, ada berbagai peristiwa yang dapat dibaca sebagai upaya pelemahan KPK.
"Contohnya anggaran untuk gedung, itu upaya pelemahan. DPR dengan mudah memberi persetujuan anggaran Hambalang, tetapi pada sisi yang lain tidak beri komitmen untuk pembangunan gedung KPK. Padahal, gedung ini fungsional untuk kinerja KPK yang lebih baik," tutur Fahmi.
Upaya pelemahan yang lain, lanjutnya, penarikan 20 penyidik kepolisian dari KPK. Dengan ditariknya 20 penyidik ini, menurut Fahmi, otomatis kinerja KPK akan menurun. Dia lantas membandingkan KPK dengan lembaga antikorupsi di Malaysia.
"Malaysia saja punya 200 penyidik, sementara KPK, mereka ditarik, sedangkan tim KPK yang efektif sekarang hanya 30 orang," ujar Fahmi.
Politikus Partai Golkar itu juga mengkritisi penetapan penyidik KPK Novel Baswedan sebagai tersangka di kepolisian. Meskipun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengeluarkan pernyataan yang memutus polemik soal penyidik ini, Fahmi menilai implementasi dari perintah Presiden masih ditunggu.
"Contohnya di kepolisian yang kasus Novel, Suhardi Alius (Kepala Divisi Humas Polri) mengatakan bahwa kasus itu akan terus dilanjutkan," ungkapnya.
Saat ditanya mengapa para aktivis rata-rata lebih memilih menyambangi gedung KPK daripada mendemo kepolisian, Fahmi menilai, tidak perlu menekan kepolisian secara langsung.
"Dengan mendukung KPK, ada tekanan kepada Polri. Tidak perlu dukung di sini dan tekan di sana," kata Fahmi.
Seperti diketahui, dukungan masyarakat terhadap KPK terus mengalir sejak muncul ketegangan antara KPK dan kepolisian terkait penanganan kasus dugaan korupsi simulator ujian surat izin mengemudi (SIM). Satu per satu elemen masyarakat menyambangi gedung KPK untuk menyampaikan dukungannya. Kemarin, sejumlah artis Ibu Kota mendatangi gedung KPK. Dua hari lalu, giliran seniman dan budayawan yang menyambangi gedung KPK.
Berita terkait dapat diikuti dalam topik "Polisi Vs KPK"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.