Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyidik "Gemilang" yang Tersandung Kasus

Kompas.com - 09/10/2012, 03:10 WIB

Komisaris Novel Baswedan yang bekerja secara ”tertutup” selama ini kini tiba-tiba menjadi terkenal. Novel dikenal sebagai salah satu penyidik yang berprestasi gemilang di KPK. Kasus-kasus dugaan korupsi ”berkelas” pernah ia tangani.

Novel berperan utama dalam mengungkap korupsi skala besar, seperti suap wisma atlet yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dan politisi satu partainya, Angelina Sondakh. Novel ikut memimpin penangkapan Bupati Buol Amran Batalipu yang sempat melawan saat ditangkap tangan menerima suap dari anak buah pengusaha Siti Hartati Murdaya.

Di hampir semua penangkapan koruptor kelas kakap, Novel ikut langsung di lapangan. Sejumlah operasi tangkap tangan KPK dipimpin oleh Novel. Yang paling fenomenal tentu kasus dugaan korupsi pengadaan simulator berkendara di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri. Novel menjadi penyidik yang ikut memimpin penggeledahan di Markas Korlantas, Jakarta (Kompas, 7/10).

Akan tetapi, Novel kini tersangkut kasus dugaan pidana. Ia diduga terlibat kasus penembakan tersangka pencuri sarang burung walet di Bengkulu pada Februari 2004. Salah satu tersangka pencuri tewas dan beberapa mengalami luka-luka. Pihak penyidik Polda Bengkulu kini siap menjerat Novel.

Sungguh sayang, penyidik pilihan Polri untuk penugasan khusus di KPK kini tersandung kasus dugaan pidana. Selama ini, Polri selalu menyebutkan bahwa penyidik-penyidik yang dikirim ke KPK merupakan penyidik-penyidik terbaik.

Para penyidik itu merupakan lulusan Akademi Kepolisian terbaik, dididik dan dilatih khusus untuk menjadi penyidik profesional. Penugasan para penyidik Polri di KPK itu tidak ”main-main”. Penugasan tersebut juga sebenarnya merupakan sebuah jenjang promosi jabatan.

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman mengatakan, penyidik Polri di KPK memerlukan promosi karier. Mereka tak hanya dipersiapkan menjadi penyidik, melainkan juga menjadi pemimpin di jajaran kepolisian.

Lalu, mengapa Novel dapat lolos seleksi menjadi penyidik di KPK jika sudah diketahui bermasalah? Novel pernah menjalani sidang kode etik profesi Polri terkait kasus penembakan tersangka pencuri sarang burung walet di Bengkulu.

Bahkan, menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bengkulu Komisaris Besar Dedy Irianto, upaya penangkapan terhadap Novel pada Jumat malam lalu juga tidak terlepas dari proses penyidikan yang dilakukan pada tahun 2004.

”Berasal kami sidik 2004. (Saat itu), terjadi penembakan yang murni tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dan meninggal dunia,” kata Dedy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com