Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angelina Pertanyakan Cadar Yulianis

Kompas.com - 04/10/2012, 11:27 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak terdakwa Angelina Sondakh mempertanyakan keaslian identitas Yulianis yang dihadirkan tim jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam persidangan kasus dugaan penerimaan suap penganggaran proyek Kementerian Pendidikan Nasional serta Kementerian Pemuda dan Olahraga. Sebab, Yulianis mengenakan cadar saat hadir dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (4/10/2012) pagi ini.

"Saya ingin tanyakan apakah sehari-harinya beliau menutup wajah seperti ini karena saya tidak yakin apakah beliau ini Yulianis atau bukan. Bagaimana kita bisa pastikan ini Yulianis atau bukan. Ada pihak yang meyakini wajah merupakan aurat yang harus ditutup, tapi kalau hari-harinya memang tidak ditutup, mengapa sekarang harus ditutup?" kata pengacara Angelina, Tengku Nasrullah, kepada majelis hakim dalam persidangan hari ini.

Menanggapi protes tim pengacara Angelina tersebut, Ketua Majelis Hakim Sudjatmiko mempersilakan jaksa untuk membuktikan keaslian identitas Yulianis tersebut kepada pihak terdakwa Angelina. Sudjatmiko meminta Yulianis menunjukkan kartu identitas penduduk (KTP)-nya yang memuat foto diri wanita itu. Yulianis kemudian diminta membuka cadarnya di ruangan tertutup di belakang ruang sidang dengan disaksikan pihak terdakwa Angelina dan jaksa.

"Bisa diambil dulu KTP yang ada fotonya. Nanti saya minta kalau perlu terdakwa ikut dan jaksa perempuan, apakah benar itu foto Yulianis," ujar Sudjatmiko.

Setelah beberapa menit mengecek wajah Yulianis dalam ruangan tersebut, pihak terdakwa Angelina dan jaksa KPK kembali ke tempat masing-masing. Kepada majelis hakim, Angelina mengaku sudah mencocokkan wajah Yulianis di KTP dengan wajah di balik cadar tersebut.

"Bismillah saja, saya menerima," kata Angelina.

Persidangan pun dilanjutkan dengan pemeriksaan Yulianis sebagai saksi. Adapun Yulianis merupakan mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, perusahaan Nazaruddin yang dianggap tahu aliran dana keluar dan masuk perusahaan tersebut.

Hari ini Yulianis diperiksa sebagai saksi Angelina bersama mantan staf Direktur Keuangan Grup Permai, Oktarina Furi. Dalam kasus ini, Angelina didakwa menerima uang senilai total Rp 12 miliar dan 2.350.000 dollar AS (Rp 21 miliar) dari Grup Permai atas upayanya menggiring anggaran proyek Kemenpora dan Kemendiknas.

Berita terkait kasus ini dapat diikuti dalam topik "Dugaan Suap Angelina Sondakh"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com