Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP: Mesin Parpol Tak Imbangi Figur Jokowi

Kompas.com - 21/09/2012, 13:23 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mesin partai-partai politik dinilai sudah bekerja efektif menaikkan dukungan untuk pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) ketika menghadapi putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Hanya saja, mesin parpol itu dinilai tidak cukup mengimbangi figur calon gubernur Joko Widodo alias Jokowi.

Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan M Romahurmuziy alias Romi di Jakarta, Jumat (21/9/2012), menyikapi hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, yakni pasangan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama mengalahkan pasangan Foke-Nara di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Romi mengatakan, dibandingkan dengan putaran pertama, peningkatan suara Foke pada putaran kedua jauh lebih tinggi dibandingkan Jokowi. Foke-Nara bisa mendapat tambahan suara hingga sekitar 13 persen. Adapun Jokowi-Basuki hanya mampu mendapat tambahan suara sekitar 10 persen.

Selain itu, tambah Romi, di hampir seluruh exit poll tercatat Foke-Nara didukung lebih dari 60 persen pemilih yang berasal dari parpol pengusung. Bahkan, kata dia, khusus untuk PPP tercatat dalam exit poll mencapai 80 persen.

Romi menambahkan, melihat hasil itu, masyarakat DKI Jakarta yang majemuk dan rasional ternyata lebih menilai figur. Kondisi itu, kata dia, bukan hal baru lantaran pada Pilkada Jawa Timur tahun 2008 Khofifah Indar Parawangsa yang hanya diusung PPP dan parpol nonparlemen berhasil mendapat hampir 50 persen pada putaran kedua meskipun akhirnya kalah di putaran ketiga.

"Politik pilkada utamanya di tingkat provinsi adalah politik figur, bukan politik parpol. Sejak 2005 sudah banyak pilkada yang membuktikan bahwa calon yang didukung parpol gurem pun bisa mendapatkan kemenangan.

Nantinya Pilpres 2014 juga akan demikian sebagaimana Susilo Bambang Yudhoyono menang pada Pilpres 2004 dengan hanya didukung Partai Demokrat yang hanya mendapat 7 persen di pileg," pungkas dia.

Ikuti berita perkembangan pemilihan kepala daerah DKI Jakarta di liputan khusus "Jakarta 1"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

    Nasional
    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

    Nasional
    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com