Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Teror Mungkin Berlanjut selama Syawal

Kompas.com - 10/09/2012, 21:48 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Serangkaian peristiwa terkait terorisme yang terjadi dalam beberapa hari terakhir diduga masih akan berlanjut hingga beberapa hari ke depan. Hal ini terjadi karena adanya doktrin tentang serangan yang dilakukan pada bulan Syawal.

Pengamat terorisme, Al Chaidar, berpendapat bahwa rentetan kasus ini akan terus berlanjut, khususnya di daerah Jakarta dan sekitarnya. "Ini akan terus belanjut, terutama dalam 10 hari ini, karena ada doktrin tentang serangan Syawal," kata Al Chaidar saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/9/2012) sore.

Menurutnya, serangkaian kasus yang terjadi selama beberapa hari kedepan ini akan terjadi di wilayah Jakarta, dan setelah itu akan berakhir tetapi dengan sifat yang sementara. "Ini berakhirnya relatif karena, kalau mereka punya dana lagi, akan bergerak lagi," ujarnya.

Ia mengatakan, rentetan kejadian terkait teorisme, seperti di Solo, Tambora, Depok, sampai dengan hari ini di Bojong Gede, Bogor, dilakukan oleh jaringan yang belum terlatih. Ia berpendapat bahwa jaringan tersebut tidak mendapatkan dukungan dari jaringan lain. Hal ini ditandai dengan penilaiannya terhadap kebiasaan para terduga teroris, yang disebutnya masih dalam tahap belajar.

Al Chaidar menilai ada keterlibatan jaringan Darul Islam atau yang lebih dikenal dengan Negara Islam Indonesia (NII) yang terjadi belakangan semua itu. Dia membantah bahwa Jamaah Islamiah (JI) atau Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) merupakan jaringan yang ada pada rentetan peristiwa teror yang terjadi belakangan ini.

"Ini bukan dari JI atau dari JAT. Itu dilihat dari mereka yang sekarang ini masih dalam tahapan belajar. Sering gagal, tidak terlatih, dan kekuatannya kecil, tapi enggak kapok-kapok. Mereka biasa membuat bom yang (kategori) low explosive," jelas Al Chaidar.

Dia menilai jaringan terorisme di Solo berbeda dari jaringan terorisme di Jakarta dan sekitarnya. "Kalau yang Solo dari jaringan Abu Omar. Kalau yang Depok dan Tambora itu dari jaringan Abu Kholid, satu jaringan dengan Pepih sebenarnya, yang bom Serpong dulu," ujarnya.

Berita terkait aksi teror dapat diikuti dalam topik "Teroris Solo" dan "Ledakan di Depok".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

    Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

    Nasional
    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Nasional
    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Nasional
    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Nasional
    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Nasional
    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Nasional
    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Nasional
    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Nasional
    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    Nasional
    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Nasional
    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

    Nasional
    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Nasional
    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

    Nasional
    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Nasional
    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com