Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Anggaran DPR Salahkan Pemerintah

Kompas.com - 10/09/2012, 15:13 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat menyalahkan pemerintah atas alokasi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) 2011 yang tidak sesuai antara simulasi pemerintah dan keputusan Banggar DPR.

Menurut Wakil Ketua Banggar DPR, Tamsil Linrung, simulasi yang diajukan pemerintah tidak tepat sehingga patut ditolak. Ada sejumlah daerah yang tidak memenuhi kriteria penerima DPID, tetapi dimasukkan pemerintah ke dalam daftar penerima.

"Simulasi itu gagal dengan sendirinya. Kalau diajukan, itu mau dibagi rata kepada seluruh kabupaten. Ada 491 kabupaten kota, kalau pengin dikasih semuanya, itu namanya tidak ada reward and punishment karena dibagi rata 491 kabupaten. Padahal, ada kabupaten yang tidak perlu dapat. DKI Jakarta enggak harus dapat, anggarannya Rp 37 triliun, masak mau disamakan dengan daerah pemekaran? Yang logis saja, dong!" kata Tamsil seusai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (9/10/2012).

Tamsil dan mantan unsur pimpinan Banggar DPR, Melchias Markus Mekeng, diperiksa penyidik KPK sebagai saksi untuk tersangka kasus dugaan suap DPID, Fahd El Fouz. Sebelumnya, dalam persidangan kasus DPID dengan terdakwa Wa Ode Nurhayati, terungkap bahwa Banggar DPR mengingkari simulasi alokasi DPID yang disusun pemerintah berdasarkan kriteria yang sudah disepakati bersama Banggar dan pemerintah.

Direktur Dana Perimbangan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Pramudjo mengungkapkan, jumlah daerah penerima DPID yang ditentukan Banggar DPR tidak sama dengan yang dibuat pemerintah. Pemerintah memasukkan 398 kabupaten yang memenuhi syarat sebagai daerah penerima DPID 2011. Adapun Banggar memutuskan hanya 297 daerah yang mendapat alokasi DPID.

Atas perbedaan jumlah daerah ini, Kemenkeu menyampaikan surat ke pimpinan Banggar DPR yang ditembuskan ke pimpinan DPR. Isi surat itu mempertanyakan perbedaan jumlah daerah penerima alokasi DPID 2011, yang nilai totalnya Rp 7,7 triliun tersebut.

Tamsil menilai, tidak selamanya Banggar DPR harus sependapat dengan simulasi alokasi DPID yang diajukan pemerintah. Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu juga mengatakan bahwa surat yang dikirimkan pemerintah melalui Kemenkeu itu sudah terlambat sehingga Banggar DPR tidak dapat lagi mengubah alokasi DPID yang disetujuinya.

"Surat dari Menkeu itu atas dasar surat dari daerah per November, padahal batas akhir surat yang masuk ke Menkeu maupun DPR per 20 Oktober. Telat suratnya. Enggak bisa ada koreksi, sudah final," ujarnya.

Hal senada disampaikan Mekeng. Menurutnya, simulasi alokasi DPID yang diajukan pemerintah tidak bersifat final dan masih dapat diubah oleh Banggar DPR. "Simulasi itu sesuatu yang belum final. Sesuatu yang final itu sesuatu yang sudah diketuk pemerintah dan DPR. Jadi kalau simulasi, siapa pun bisa buat simulasi," kata Mekeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com