Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Panggil Ulang Empat Perwira Polisi

Kompas.com - 30/08/2012, 15:35 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi memanggil ulang empat perwira Kepolisian yang kemarin tidak memenuhi panggilan pemeriksaan KPK. Keempat perwira Polri itu sedianya diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) Korps Lalu Lintas Polri.

Mereka adalah Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wisnu Budaya, AKBP Wandi Rustiwan, Komisaris Polisi (Kompol) Endah Purwaningsih, dan Kompol Ni Nyoman Suwartini.

"Jadi yang empat kemarin kita panggil itu, kita akan panggil lagi pekan depan. Saya tidak tahu apakah Senin atau Selasa," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Kamis (30/8/2012).

Menurut Johan, KPK kembali mengirimkan surat panggilan kepada empat perwira polisi itu lantaran surat panggilan yang dikirim sebelumnya dinyatakan salah oleh Polri.

KPK kemarin menerima surat pembertahuan dari Polri yang menyatakan ada kesalahan pangkat dan penulisan nama dalam surat panggilan yang dilayangkan KPK ke empat perwira Polri tersebut. Kesalahan administrasi itulah yang menjadi alasan keempat perwira Polri itu tidak memenuhi panggilan pemeriksaan KPK kemarin.

"Jadi kemarin itu, surat panggilan itu sebenarnya sudah dikirim oleh KPK pertengahan Agustus yang lalu. Kemarin kita dapat pemberitahuan dari Korlantas bahwa ada kesalahan pangkat dan jabatan yang dipanggil oleh penyidik KPK itu. Untuk penyebutan namanya juga ada yang gak pas ya," ujar Johan.

Menurutnya, KPK memanggil keempat perwira itu dalam kapasitas mereka saat kasus dugaan korupsi simulator SIM itu terjadi. KPK tidak tahu jika ada perubahan pangkat dari empat perwira itu. Terkait panggilan pemeriksaan ini, Johan enggan berspekulasi kalau kesalahan administrasi ini hanyalah akal-akalan perwira tersebut untuk mangkir dari pemeriksaan KPK.

"Tetapi kita sama-sama berniat baik dalam menegakkan hukum, saya kira apa yang disampaikan oleh pihak Polri bahwa ada ketidaksamaan terhadap pangkat itu kita ulang lagi panggilannya," ucapnya.

Dia menambahkan, surat panggilan pemeriksaan yang baru dikirimkan KPK kepada empat perwira Polri itu hari ini. Dalam kasus simulator SIM ini, KPK menetapkan empat tersangka atas dugaan melakukan penyalahgunaan kewenangan sehingga menimbulkan kerugian negara.

Selain Djoko, tiga orang lain yang jadi tersangka adalah Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo dan dua pihak swasta, Budi Susanto dan Sukotjo S Bambang. Ketiga tersangka terakhir itu juga ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Negara RI.

Terkait penyidikan kasus simulator tersebut, KPK hari ini menjadwalkan pemeriksaan Kepala Kepolisian Resor Kebumen, AKBP Heru Trisasono. Hingga berita ini diturunkan, Heru yang sedianya diperiksa sebagai saksi untuk Djoko itu belum hadir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

    Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

    Nasional
    Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

    Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

    Nasional
    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    Nasional
    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Nasional
    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Nasional
    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com