Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerta Api AC Ekonomi, Memanusiakan Pemudik

Kompas.com - 16/08/2012, 09:48 WIB

Oleh Cornelius Helmy Herlambang

Saat Lebaran tahun lalu, Etti Ismawati (44) yang berasal dari Pakem, Kabupaten Jember, Jawa Timur, pingsan tak kuat menahan pengap di antara padatnya penumpang Kereta Api Ekonomi Matarmaja jurusan Jakarta-Malang. Pemudik yang waktu itu berjumlah dua kali lipat lebih banyak dibandingkan tempat duduknya menyebabkan sakit kanker otaknya kambuh. Sembari menahan sakit, Etti terpaksa menghabiskan perjalanan Jakarta-Malang itu dengan duduk di lantai gerbong beralaskan kardus.

”Saya tak ingat apa-apa karena sakit kepala. Jangankan cari udara segar, bergerak saja sulit. Terpaksa saya duduk di lantai karena kursi ditempati penumpang lain. Beberapa kali kaki saya terinjak pedagang asongan,” tutur Etti saat bercerita di atas Kereta Api (KA) Ekonomi AC Majapahit yang melaju dari Jakarta ke Malang, Selasa (14/8/2012) malam.

Kini Etti boleh bernapas lega. Sebab, dengan menaiki KA Ekonomi AC Majapahit, yang dimiliki PT Kereta Api Indonesia (KAI), ia bersama keluarganya bisa duduk santai, aman, dan nyaman. Kompas yang mengikuti perjalanan KA Ekonomi AC Majapahit malam itu merasakan suasana di KA ekonomi itu mirip KA wisata keluarga.

Anak Etti, Rahayu Pangestu (6), yang kantuknya belum datang malam itu, asyik bermain seperti bermain di rumahnya sendiri. Ia berlari ke sana kemari sambil disuapi makanan oleh ayahnya, Anton Suhartono (44).

”Petugas keamanannya juga banyak. Setiap ada yang mau masuk, karcis mereka diperiksa dulu,” kata Etti. Ia membeli empat tiket KA Majapahit dengan harga total Rp 840.000.

Susana (35), penumpang lain yang mudik ke Kota Malang, lebih menikmati lagi. Tanpa sungkan ia leluasa menyusui anaknya yang berusia enam bulan. Sementara anaknya yang lain tertidur pulas dibalut selimut biru malam KAI.

”Biasanya saya naik KA eksekutif karena tak mau anak saya terkena asap rokok. Ternyata sekarang rokok dilarang di semua gerbong,” ujar Etti.

Apalagi, masih banyak kursi di gerbong 8—dari 10 gerbong yang ada—yang kosong sehingga penumpang bisa lebih akrab berbincang-bincang.

”Kalau masih seperti Lebaran lalu, ngobrol seperti ini tidak pernah bisa,” ujar Nurhumam (42), penumpang lain.

Terobosan baru

Setelah bertahun-tahun pengelolaan perkeretaapiannya menyandang citra ”buruk”, KAI ingin menampilkan wajah baru dengan pelayanan yang aman, nyaman, dan prima.

Lebaran kali ini, jumlah penumpang KA yang dapat diangkut bisa mencapai 2,21 juta orang. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang berjumlah sekitar 1,90 juta orang.

Untuk pengangkutannya, KAI menyediakan 239 gerbong kereta reguler dan 38 gerbong kereta Lebaran. Namun, KA Sapujagat yang digunakan pada Lebaran tahun lalu kini tak lagi dijalankan. Alasannya, KA tersebut kurang manusiawi karena tak memiliki kursi penumpang.

Kini KAI membuat terobosan baru dengan menerapkan kebijakan pembatasan daya angkut kereta penumpang sesuai dengan jumlah kursi yang tersedia. Dengan kebijakan ini, jumlah tiket yang dijual disesuaikan dengan jumlah kursi yang ada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com