Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Kapolri Setuju Presiden Sinergikan KPK-Polri

Kompas.com - 08/08/2012, 23:43 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Kepolisian RI, Jenderal (Purn) Awaluddin Djamin, menyatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri sebaiknya bersinergi dalam menangani kasus dugaan korupsi pengadaan alat driving simulator ujian SIM di Korlantas Polri.

Awaludin yang menjabat sebagai Kepala Polri periode 1978-1982 mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun menyarankan kedua institusi itu untuk bersinergi. "Arahnya adalah Presiden menyarankan supaya sinergi. Saya setuju dengan Presiden. Presiden jangan campur substansi. Mereka harus sinergi, duduk bersama," kata Awaluddin seusai buka puasa bersama di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (8/8/2012) malam.

Ia mengatakan, Presiden menyampaikan hal itu saat mengajak Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo dan Ketua KPK Abraham Samad duduk bersama seusai acara buka puasa tersebut. Awaluddin berharap kedua pimpinan institusi itu dapat menemukan jalan keluar. "Biarkan mereka memutuskan dengan baik, yang penting tujuannya sama. Semua sama di hadapan hukum, mau Polisi atau KPK," ujarnya. Awaluddin mengaku memihak pada KPK dan Polri sebagai dua institusi penegak hukum. Baik Polri maupun KPK diminta menegakkan tanpa pandang bulu.

Dalam kasus ini, kedua lembaga tersebut telah menetapkan tersangka dari unsur kepolisian, yakni Gubernur Akademi Kepolisian Inspektur Jenderal (Pol) Djoko Susilo, Wakil Kepala Korlantas Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo, Panitia Pengadaan Proyek Ajun Komisaris Besar Teddy Rusmawan, dan Bendahara Korlantas Komisaris Legimo.

"Kalau ada yang salah, tegakkan tanpa pandang bulu. Siapa saja, jangankan anggota, anak istri salah juga harus taat hukum. Ya, mudah-mudahan tidak ada masalah. Enggak ada itu cicak (versus) buaya," ujarnya merujuk pada perseteruan KPK dan Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

    Nasional
    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com