Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Kualitas Kader, Demokrat Perketat Rekrutmen

Kompas.com - 05/08/2012, 00:06 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mengatakan bahwa partainya tengah melakukan rekrutmen kader untuk menyambut Pemilu Legislatif 2014 mendatang. Dalam rekrutmen kali ini, seleksi akan dilakukan secara ketat untuk meningkatkan kualitas kader di parlemen.

"Karena kader sumber daya makin banyak dan kualitasnya semakin bagus, maka seleksi calonnya semakin ketat. Seleksi calonnya sangat mempertimbangkan faktor-faktor obyektif," ujarnya usai acara buka puasa bersama di rumah Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf di Jl Batu Sari I, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (4/8/2012).

Ia mengungkapkan, semua partai pasti ingin melakukan rekrutmen kader yang lebih memiliki kualitas, baik di DPR pusat, DPRD tingkat Provinsi maupun di DPRD di Kabupaten Kota. "Boleh dibilang rekrutmen Partai Demokrat berdasarkan married system," lanjutnya.

Namun, Anas tak menjawab pertanyaan para wartawan mengenai, apakah rekrutmen tersebut dilakukan setelah melihat fakta ada kader yang tersangkut kasus korupsi. Ia menampik hal itu dengan menegaskan, jika dipetakan secara luas, masih banyak partai politik yang memiliki kader bermasalah selain Partai Demokrat.

"Pada waktunya, rakyat akan tahu berapa kader dari partai apa, kapan dan di mana melakukan kesalahan. Kami yakin Partai Demokrat posisinya yang melakukan kesalahan tidak sebanyak dari partai lain," lanjutnya.

Meski demikian, ia tetap menganggap kasus korupsi yang menimpa beberapa kadernya, merupakan hal serius dan perlu mendapatkan perlakuan khusus. Oleh sebab itu, rekrutmen kader tersebut dilakukan sebagai bagian dari koreksi internal partai incumbent tersebut.

"Oleh sebab itu kami melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan. Itu memang harus dilakukan setiap saat, ada masalah atau tidak ada masalah. Tapi pada waktunya peta politik kepartaian di Indonesia, siapa yang lebih banyak masalahnya, agar rakyat mendapatkan keadilan informasi," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com