Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Rp 10,6 Juta, Hakim harus Tahan Godaan Suap

Kompas.com - 25/07/2012, 11:26 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peningkatan gaji hakim minimal Rp 10,6 juta seharusnya membuat para hakim tahan dari godaan suap atau terlibat praktik mafia peradilan. Gaji sebesar itu dinilai cukup untuk hidup hakim sekeluarga.

"Perhitungannya sudah memasukkan aspek ketahanan. Dengan uang segitu sudah bisa hidup cukup sehingga tahan dari godaan suap atau jual beli putusan," kata anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari di Jakarta, Rabu (25/7/2012).

Hal itu dikatakan Eva ketika dimintai tanggapan sikap pemerintah yang menyepakati gaji hakim dengan masa kerja nol tahun sebesar Rp 10,6 juta-Rp 11 juta. Disepakati juga tunjangan hakim di luar fasilitas atau tunjangan yang diberikan sesuai dengan ketentuan sebagai pejabat negara seperti perumahan, kendaraan, dan tunjangan kemahalan berdasarkan zona daerah.

"Ditambah nanti tunjangan perumahan, kemahalan. Ada tiga ketentuan berdasarkan jenjang karier, jabatan, dan wilayah kelas pengadilan mengenai perbedaan besarannya," kata Kepala Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung (MA) Ridwan Mansyur.

Eva menambahkan, selain meningkatkan kesejahteraan hakim, MA juga harus membangun mekanisme kerja menjadi lebih transparan dan akuntabel agar hakim bisa membuat putusan yang adil tanpa terkontaminasi pihak luar. Eva berharap MA juga membangun sistem whistle blower.

Selain itu, Eva berpendapat bahwa perlu adanya perbaikan pelayanan publik, seperti pemberitahuan putusan, jadwal sidang, dan lainnya, melalui internet hingga tingkat pengadilan tinggi maupun pengadilan negeri. "Sehingga masyarakat pencari keadilan bisa memantau kasus dan kepastian hukum bisa terwujud," ujar Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com