Saat ditanya, mengapa dia tidak heran uang survei pilkada dibayar Totok, Saiful menjawab, ”Saya sudah kenal lama sebelumnya dengan Totok. Ada kebutuhan survei dia minta saya.”
Saiful mengatakan, persoalan uang suap yang digunakan untuk survei pilkada memang baru dia hadapi dalam kasus Buol. Dia setuju, seharusnya lembaga survei hati-hati terhadap asal usul uang yang dibayarkan oleh kepala daerah atau siapa pun yang meminta survei menjelang pilkada.
”Saya kira begitu dan saya tidak tanya uang itu dari mana. Waktu minta survei kan itu susah. Saya pakai prosedur survei biasa, dibayar sesuai harga dan saya tidak tahu dia mempunyai tujuan apa,” katanya.
Saiful juga mengaku tidak tahu untuk kepentingan apa Totok meminta lembaganya membuat survei.
Dalam kasus ini, KPK memutuskan mencegah Hartati bepergian ke luar negeri. Tujuan pencegahan ini untuk keperluan pemeriksaan kasus tersebut. (BIL)