Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sjafrie: Lebih Menguntungkan Hibah daripada Beli Hercules

Kompas.com - 04/07/2012, 22:43 WIB
Kiki Budi Hartawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menilai hibah empat pesawat angkut militer jenis Hercules C-130/H dari Pemerintah Australia lebih menguntungkan dari pada membelinya.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjarief Sjamsoeddin, Seusai Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI, di Gedung Parlemen DPR RI, Jakarta, Rabu (4/7/2012).

Pesawat hibah tersebut akan langsung diretrofit (peremajaan) kembali di Australia dengan harga 15 juta dolar AS. Pesawat yang baru pun harus direftrofit setelah pemakaian 4 tahun.

"Kalau yang beli itu, sesuai data yang kami terima hanya sisa 2.000 jam terbang lagi dan harus diretrofit. Harganya sama, tapi untuk meretrofitnya lagi perlu biaya sekitar 15 juta dolar AS lagi, dua kali lipat," ungkap Sjarief.

Menurutnya, pesawat baru dengan sisa 2.000 jam terbang lagi bisa digunakan di wilayah Indonesia hanya bisa digunakan selama 4 tahun saja dan harus diretrofit kembali.

"Tergantung pemakaian, paling tidak 4 tahun. Setelah itu wajib diretrofit lagi dan perlu biaya lagi," paparnya.

Sjarief mengungkapkan, empat pesawat yang dihibahkan ke Indonesia sudah disepakati dan ditandatangani oleh kedua negara. Namun, Sjarief belum bisa memastikan kapan pesawat angkut militer jenis Hercules C-130/H itu tiba di Indonesia.

"Belum tahu, karena akan diretrofit dulu. Nah, retrofitnya tidak bisa di Indonesia harus di Australia," ungkapnya.

Sjarief menambahkan, dengan memiliki 30 pesawat Hercules, TNI bisa menggelar dua batalion dengan spot yang berbeda. Saat ini Indonesia baru memiliki 21 pesawat Hercules.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I dari Fraksi PDI-P TB Hasanuddin mempertanyakan makna pemberian hibah empat pesawat angkut militer jenis Hercules C-130/H dari Pemerintah Australia. Pesawat tersebut diserahterimakan dalam kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Darwin.

Hasanuddin melihat ada banyak kejanggalan yang terjadi sepanjang proses pemberian hibah dari Negeri Kanguru itu. Menurut Hasanuddin, tawaran hibah dari Australia pernah disampaikan Kementerian Pertahanan pada pertengahan tahun 2011. Informasi itu disampaikan ke DPR lantaran proses hibah memerlukan persetujuan alokasi anggaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com