KOMPAS.com - Sepuluh siswa SMP Kanisius Kudus, Jawa Tengah, asyik memainkan ”Hambalang”, Selasa (19/6/2012). Tulisan ”Hambalang” yang menempel pada bola futsal itu ditendang, digocek, ditangkap, dan disundul para siswa.
Lima siswa mengenakan topeng bergambarkan sejumlah tokoh yang diduga sebagai koruptor, yakni Wa Ode Nurhayati, Neneng Sri Wahyuni, Nazaruddin, Angelina Sondakh, dan Nunun Nurbaeti. Mereka melawan ”tim penegak hukum” yang mengenakan topeng bergambarkan wajah Busyro Muqoddas, Bambang Widjojanto, Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Basrief Arief, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam permainan ini, tim penegak hukum memang unggul, 2-0, atas tim koruptor. Namun, faktanya, mereka selalu teperdaya dan tidak tegas ketika berhadapan dengan koruptor. Ketika tinggal menentukan dalang utamanya, mereka kurang tegas dan terlalu berlama-lama.
”Jangan contoh mereka. Tanamkan sejak dini sikap antikorupsi mulai dari diri dan keluarga sendiri!” Begitu pesan akhir yang mencuat dalam geliat Piala Eropa 2012 Antikorupsi di aula SMP Kanisius Kudus itu. Kegiatan ini merupakan ajang pekan olahraga antarkelas dan dalam rangka memeriahkan pesta Piala Eropa 2012.
Kepala SMP Kanisius Kudus M Basuki Sugita mengatakan, kegiatan itu sekaligus merupakan penanaman pendidikan antikorupsi yang menjadi kurikulum wajib SMP Kanisius Kudus. Kurikulum itu diterapkan baik dalam pelajaran formal maupun informal sekolah sejak 2005.
Siswa mendapatkan materi tersebut seminggu sekali selama satu jam dan mengaplikasikan serta merefleksikannya dalam berbagai permainan. Tema kali ini adalah ”Bola Hambalang”. Bola itu selalu ditendang ke sana kemari tanpa pernah selesai memastikan dalang utamanya.
”Dari kasus itu, kami ingin siswa mencermati bahwa korupsi di Indonesia susah diberantas. Korupsi itu tumbuh dalam berbagai bentuk, tidak hanya di kalangan atas, tetapi hampir di setiap nadi kehidupan masyarakat,” kata Basuki.
Titus Yanuar Kristianto, siswa kelas IX SMP Kanisius Kudus, mengatakan, siswa menerapkan materi tersebut dengan tidak mencontek saat ulangan atau ujian. ”Saya akan membawa bekal pendidikan karakter dan antikorupsi ini di jenjang pendidikan selanjutnya,” ujarnya. (Hendriyo Widi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.