Masalah-masalah itu meliputi, antara lain, pembangunan infrastruktur, pengangguran, korupsi, kekerasan terhadap kelompok minoritas agama, dan pendidikan. Indonesia juga dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan dan lingkungan, seperti degradasi lahan dan masalah air bersih.
FFP mengutip hasil riset lembaga pemikiran Cameron Institute yang menyatakan Indonesia kehilangan 37,2 miliar dollar AS per tahun atau sekitar 7 persen dari PDB karena serangan penyakit tak menular (noncommunicable diseases/NCD), seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kanker, dan jantung.
Berbagai pihak di dalam negeri mengakui kebenaran indikator-indikator tersebut. Pengamat politik Yudi Latif yang dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan, Indonesia memang makin memenuhi indikator kondisi negara gagal. ”Kegagalan pelayanan publik, korupsi politik, dan pelayanan sosial tidak jalan. Itu ciri-ciri negara gagal. Itu juga ciri-ciri Indonesia,” kata Yudi.
Yudi mengingatkan, seharusnya keberhasilan dan kegagalan diukur dengan indikator setara. ”Pemerintah mengukur keberhasilan dengan standar G-20, tetapi tak berani mengukur kegagalan dengan standar G-20. (Pemerintah malah) mengukur kegagalan dengan standar Afrika Sub-Sahara yang memang sudah negara gagal. Sungguh tak pantas,” kata Yudi.
Terkait dengan kondisi infrastruktur jalan yang buruk, ahli transportasi Djoko Setijowarno dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang mengatakan, hal itu disebabkan lemahnya visi pemerintah.
”Ambil contoh jalan nasional pantai utara Pulau Jawa. Sudah diusulkan dari dulu untuk menguatkan peran angkutan kereta api, tetapi tidak dilakukan. Akibatnya, triliunan rupiah dihamburkan percuma untuk pantura,” ujar Djoko.
Mengenai buruknya infrastruktur pelabuhan di Indonesia, Direktur Operasi PT Pelabuhan Indonesia II Dana Amin mengatakan, pemerintah sebagai regulator kadang hanya sekadar mengurus perizinan.
”Padahal, sebagai regulator, yang dibutuhkan adalah sikap untuk memastikan terbangunnya infrastruktur. Jadi, benar-benar harus membantu investor swasta dalam mewujudkan infrastruktur,” ujar Dana.
Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup Hermien Roosita di Jakarta mengakui, kualitas lingkungan di Indonesia makin buruk. Hasil pemantauan menunjukkan, kualitas sebagian besar sungai di Indonesia menurun.