Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ucapan Ketua Satgas TKI Tak Mendasar

Kompas.com - 13/06/2012, 23:36 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tenaga Kerja Wanita, Imas Tati (23) tidak terima dengan pernyataan Ketua Satgas TKI, Maftuh Basyumi, bahwa kekerasan yang dialami pekerja migran terjadi karena sikap dan perilaku TKI itu sendiri, seperti genit, nakal, dan pergaulan bebas. Menurutnya hal tersebut murni karena sikap majikannya yang keji.

"Saya enggak terima karena saya emang enggak kayak gitu. Teman yang lain juga enggak gitu," terang Imas saat dihubungi lewat telepon, Rabu (13/6/2012).

Sebelumnya, Maftuh Basyumi berbicara langsung saat acara "Sosialisasi Satgas Penanganan Kasus WNI/TKI yang Terancam Hukuman Mati tentang Penyempurnaan Proses Penyediaan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia" yang diselenggarakan Satgas TKI di Hotel Borobudur pada akhir Mei lalu.

Ketua Satgas TKI itu mengatakan bahwa perlakuan kasar yang dialami para TKI karena perlakuan TKI sendiri, khususnya wanita yang berlaku genit, nakal, hingga pergaulan bebas selama di luar negeri.

Pernyataan Maftuh itu pun dicekal Solidaritas Perempuan karena sangat bertentangan dengan semangat pembelaan hak-hak perempuan pekerja migran di luar negeri.

Imas, TKI asal Majalengka, Jawa Barat ini menyatakan perkataan Maftuh beberapa waktu lalu juga tidak benar adanya. Dirinya justru selalu mencoba menghindar dari percobaan pemerkosaan.

"Itu enggak bener, di sana saya pernah ngalamin sendiri. Saya enggak pernah genit, beberapa kali saya mau diperkosa. Sampai menghindar harus loncat dari atas, karena saya juga disekap dan diiket," terangnya.

Saat itu Imas baru bekerja selama dua bulan di Kuwait. Ia mengaku sering diperlakukan tidak wajar oleh majikannya. Bahkan Imas pernah dimasukkan ke dalam sel penjara lantaran meminta gaji pada majikannya. 

Saat minta bantuan KBRI, Imas hanya diminta menghubungi agency yang mengirimnya. Imas akhirnya pulang ke Indonesia pada tahun 2010 setelah ia menghubungi orang tuanya. Orang tua Imas bersikeras menghubungi agency yang mengirim Imas. Namun, Imas menjelaskan agency malah memberitahukan pada orangtuanya bahwa keadaannya di Kuwait baik-baik saja.

Orang tua Imas akhirnya mengancam akan menuntut agency tersebut. Barulah Imas akhirnya dipulangkan ke Tanah Air. Imas berharap pemerintah lebih memperhatikan nasib para TKI. Ia juga berharap adanya perlindungan bagi para pekerja di luar negeri.

"Lebih perhatian lagi lah sama para PRT di sana. Masih banyak temen-temen yang belum pulang. Diperkuat lagi perlindungannya," ujar Imas.

Pernyataan Maftuh juga mendapat kecaman di dunia maya. Penyanyi Melanie Subono membuka petisi mengecam pernyataan maftuh di situs Change.org. Situs ini adalah wadah aksi sosial yang memberdayakan setiap orang di manapun berada untuk memulai, bergabung, dan memenangkan kampanye-kampanye untuk merubah dunia.

Petisi itu untuk mendukung perlindungan TKI dan memrotes pernyataan Ketua Satgas TKI, Maftuh Basyumi yang dinilai menyinggung para TKI/TKW serta pembela perempuan juga migran.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com