Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi dan TNI Lakukan Penyisiran Senjata di Papua

Kompas.com - 08/06/2012, 18:07 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian dan TNI akan melakukan penyisiran terhadap kepemilikan senjata berapi di Papua dan Papua Barat menyusul serangkaian aksi penembakan terhadap warga sipil, TNI, dan anggota polisi yang terjadi lebih dari sepekan. "Sweeping senjata, itu pasti. Itu harus dilakukan. Tidak boleh orang-orang sipil memegang senjata api. Penegakan aturan itu harus dilakukan," kata Kepala Badan Intelijen Nasional Letjen Marciano Norman ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (8/6/2012).

Marciano berharap masyarakat di Papua dan Papua Barat turut membantu Kepolisian dan TNI melakukan penyisiran terhadap kepemilikan senjata api. Mereka juga diminta melaporkan orang-orang yang memiliki senjata tanpa izin kepada aparat keamanan. "Yang terpenting, masyarakat juga memberikan dukungan kepada aparat keamanan untuk melakukan langkah-langkah pencegahan. Karena kalau mereka tidak mendukung, situasi di Papua dan Papua Barat yang sudah kondusif menjadi tidak kondusif," ujar Marciano.

Menurut Marciano,  Kepolisian dan TNI saat ini telah melakukan pengejaran terhadap orang-orang yang diduga bertanggung jawab atas serangkaian aksi penembakan. Terkait identitas kelompok bersenjata ini, Marciano belum dapat menyampaikannya. "Ini dapat mengganggu proses pelacakan," kata Marciano.

Rangkaian teror dan kekerasan yang memakan korban jiwa terus berulang di Papua. Peristiwa kejahatan itu, antara lain, berupa teror penembakan dan pembunuhan. Sejak awal 2012 sampai sekarang telah terjadi 18 kasus yang menewaskan 17 orang, baik warga sipil maupun aparat keamanan.

Peristiwa terakhir terjadi pada Kamis (7/6/2012) dini hari. Seorang anggota Kepolisian Sektor Angkaisera, Kabupaten Yapen, Papua, Brigadir Laedi menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal sekitar pukul 01.00 WIT dini hari. Laedi mengalami luka tembak di pinggang dan perut. Saat ini, ia dirawat di Rumah Sakit Yapen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com