Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hadiri Rapat 2 Tahun, Kepala BPN Dinilai Lecehkan Komisi II

Kompas.com - 07/06/2012, 13:54 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Pertanahan Nasional (Kepala BPN) Joyo Winoto dikritik internal Komisi II DPR. Pasalnya, Joyo tak pernah memenuhi undangan rapat Komisi II selama lebih dari dua tahun.

"Terakhir datang tahun 2009 akhir dan 2010 awal, ketika anggota DPR baru dilantik," kata anggota Komisi II, Nurul Arifin, di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (7/6/2012). Dalam rapat hari ini, Joyo tak lagi hadir dengan alasan tidak sehat.

Nurul menilai, sikap Joyo itu bisa dianggap pelecehan kepada Komisi II. Dia meminta agar Joyo mundur dari jabatannya. Atas sikap Joyo, pihaknya sempat ingin memboikot rapat-rapat dengan BPN, termasuk rapat hari ini.

Namun, karena rapat ini penting untuk BPN lantaran menyangkut anggaran untuk tahun 2013, maka boikot diurungkan. "Kalau kami (Komisi II) boikot, bisa saja. Sebagian besar anggota yang lain juga tersinggung," kata politisi Partai Golkar itu.

Sekretaris Utama BPN Managam Manurung mengatakan, pihaknya meminta maaf atas ketidakhadiran Joyo. Menurut dia, Joyo tidak bisa hadir lantaran disarankan istirahat oleh dokter pasca-cek kesehatan.

Seperti diberitakan, Komisi II telah meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengganti Kepala BPN. Permintaan itu disampaikan melalui surat sejak awal tahun 2012. Komisi II menilai kinerja Joyo buruk, terutama dalam menyelesaikan masalah pertanahan.

Ketidakcakapan BPN itu, antara lain, terbukti dengan banyaknya sengketa pertanahan yang tak kunjung terselesaikan. Komisi II sudah menerima sekitar 200 laporan pengaduan sengketa pertanahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com