Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PENDIDIKAN

Pendidikan Budi Pekerti Pilar Karakter Bangsa

Kompas.com - 24/05/2012, 22:06 WIB
Winarto Herusansono

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Praktik korupsi besar-besaran baik untuk memperkaya diri sendiri, orang lain, atau golongan di lingkungan birokrasi dan partai politik, merupakan pelanggaran etika serta hilangnya karakter bangsa. Hal ini bukti minimnya pendidikan budi pekerti sejak di sekolah.

Pengamat pendidikan dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof Sarwiji Suwandi, menyatakan, pendidikan budi pekerti perlu diperdalam kembali. Pada tingkatan internalisasi tindakan atau perilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari, bukan seka dar aspek pengetahuan untuk memahami norma atau nilai-nilai saja.  

"Kalau menyaksikan aksi anarkis, tindak kekerasan, juga maraknya korupsi, wajar saja ada yang berkomentar pendidikan gagal menyemai moral dan karakter siswa. Tentu ini implikasi dari gagalnya pembangunan karakter warga negara dan bangsa ini," kata Sarwiji Suwandi, Kamis (24/5/2012) ,pada seminar nasional Pendidikan Budi Pekerti Sebagai Pilar Pembentukan Karakter Bangsa di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah di Semarang.

Sarwiji mengemukakan, ketika aksi-aksi anarkis, tidak manusiawi, dan tidak terpuji berkembang di masyarakat, ironisnya kondisi itu juga berdampak situasi di sekolah dan kampus. Tidak sulit menemukan perilaku siswa menyontek ketika mengerjakan ujian, serta ada guru membantu siswa tidak jujur.

Ada guru dan dosen melakukan plagiasi dalam menyusun karya ilmiah untuk kenaikan pangkat dan jabatan mereka. Pendidik melakukan rekayasa data untuk keperluan sertifikasi pendidik. Di sekolah dan di jalan sering aksi tawuran pelajar atau antar mahasiswa.

Pendidikan budi pekerti di sekolah, terkait dengan manajemen sekolah, bagaimana pendidikan budi pekerti disusun, dilaksanakan dan dikendalikan dalam kegiatan pendidikan secara memadai.

Kegiatan esktra kurikulir juga penting mengembangkan peserta didik sesuai kebutuhan, potensi dan bakat agar sisiwa punya kemampuan, rasa tanggungjawab sosial serta potensi prestasi siswa.

Pengajar sastra Universitas Muhammadiyah Surakarta, Nuraini Fatimah, mengemukakan pula, semangat melawan kezaliman dan dekadensi moral perlu disertakan dalam denyut nadi, dalam menghadapi kehidupan yang karut-marut dewasa ini.

Dalam konteks sastra melawan kezaliman, pusi-puis Taufiq ismail dalam kumpulan Tirani dan Benteng, bukan hanya monumental. Makna puisi ini selalu relevan sepanjang masa kehidupan. Hal itu bisa dilihat bahwa kemunduran moral bangsa, penguasa, kelompok maupun individu tetap terus terjadi bukan hanya seputar 1965.

Berdasarkan konteks kekinian, maka masih relevan jika perang terhadap dekadensi moral harus terus berkobar. Tiap hari bukti dekandensi moral terus menggelayuti pikiran penguasa, pimpinan parpol, birokrasi dan rakyat yang makin dimiskinkan.  

"Melalui penghayatan puisi dalam Tirani dan Benteng, maka moralitas adalah landasan pembentuk karakter kuat. Melalui peningkatan moralitas s ebuah bangsa akan berangsur-angsur bangsa ini menjadi bermartabat dan menjadi bangsa besar," kata Nuraini.

Pengamat budaya, R Adi Deswijaya, menyatakan, pembentukan moralitas dapat diawali dengan memaknai kearifan lokal atas luhurnya ajaran nenek moyan g orang Jawa pada Naskah Jawa klasik, seperti Serat Centhini, Serat Kandha Cetha, dan Serat Wulang Reh.

Mulai dari ajaran jangan menyombongkan diri dengan kekuasaan atau jabatan, menghilangkan kebiasaan hura-hura, melatih ketajaman pikir serta ajaran mengenai tata krama penghormatan pada pihak lain.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com