Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Abaikan Kewajiban Puluhan Tahun

Kompas.com - 21/05/2012, 21:38 WIB
Kris R Mada

Penulis

BATAM, KOMPAS.com -- Indonesia mengabaikan kewajiban selama 38 tahun karena tidak membentuk kesatuan penjaga laut dan pantai (PLP). Pengabaian itu menimbulkan kerugian bagi Indonesia.

Ketua Yayasan Pendidikan Maritim Indonesia Nada F Soraya menuturkan, Indonesia menandatangani Konvensi Keselamatan Jiwa di Laut pada tahun 1974. Negara penandatangan konvensi itu wajib mendirikan kesatuan penjaga laut dan pantai (PLP). Sampai sekarang, kewajiban itu tidak dipenuhi. "Indonesia seharusnya segera membentuk PLP," ujar Nada, Senin (21/5/2012) di Batam, Kepulauan Riau.

Sebagian fungsi kesatuan itu dijalankan oleh Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla). Namun, Bakorkamla tidak pernah secara resmi menjadi PLP. "Tanpa PLP, Indonesia mengalami kerugian. Contohnya pada tahun 2008 ada kapal Panama menolak diperiksa aparat Indonesia di perairan Kepulauan Riau. Sebab, aparat Indonesia tidak menunjukkan bukti sebagai PLP. Penolakan itu dibenarkan hukum internasional yang hanya mengakui PLP sebagai otoritas di laut," tutur Nada.

Indonesia praktis kehilangan kedaulatan di wilayah lautnya yang menjadi jalur lalu lintas perairan internasional. Padahal, Indonesia punya tiga alur laut kepulauan Indonesia (AKLI) yang menjadi rute pelayaran internasional. "Hanya PLP yang punya kewenangan di wilayah itu," katanya.

Selain itu, menurut Nada, Indonesia dapat dianggap tidak mampu menjaga keamanan kapal internasional di laut Indonesia. Dalam jangka panjang, kapal-kapal bisa menolak berlabuh di Indonesia. "Kerugiannya sangat besar kalau pelabuhan tidak lagi disinggahi kapal internasional," ujarnya.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Bakorkamla Kolonel Laut Edi Fernandi mengatakan, sebagian fungsi PLP dijalankan Bakorkamla. Memang, Bakorkamla lebih pada pengoordinasian antarlembaga terkait keamanan laut. Saat ini, ada 12 pemangku kepentingan terkait keamanan laut. Akibatnya, masing-masing lembaga mengamankan laut sesuai kepentingan sektoral.

"Tumpang tindih kewenangan juga kerap terjadi. Pengamanan laut belum diselenggarakan secara efektif, efisien, dan komprehensif," kata Edi.

Karena itu, Bakorkamla sepakat bila segera dibentuk PLP atau badan tunggal yang mengurusi keamanan laut. Badan itu akan menghilangkan tumpang tindih kewenangan dalam penegakan hukum dan pengamanan di laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com